Pengkaderan itu Perlu
Tiap memasuki tahun ajaran baru,
kemahasiswaan di ITS ataupun di universitas lain pasti selalu disibukkan dengan
yang namanya “Ospek” atau “Pengkaderan” (kalau di ITS). Memang penting jika
diadakan pengkaderan, agar mental-mental SMA yang melekat di mahasiswa baru
bisa terlepas dan menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tidak kolokan. Di
tulisan saya ini, saya hanya ingin memberikan pandangan saya terhadap
pengkaderan. Ketika saya tahu bahwa pengkaderan di ITS ini hanya diperbolehkan
1 minggu dan itu hanyalah sebuah orientasi, saya kaget mendengarnya. Apakah bisa
dengan tenggat waktu 1 minggu si Maba bisa beradaptasi dengan baik?. Mungkin pengkaderan
di ITS berbeda dengan pengkaderan yang ada di universitas lain, pengkaderan
yang lebih mendidik ke mentalitas kita. Jujur tidaklah gampang dalam
mempelajari itu semua, saya butuh lebih dari seminggu dididik untuk itu. Lagipula,
perlu saya akui terkadang saya juga keteteran kok dengan didikan lebih dari
seminggu atau bahkan sebulan. Bagaimana dengan yang hanya seminggu? Itupun
hanyalah pengenalan-pengenalan tentang kampus ITS yang menurut saya memang
penting, namun kurang bisa mendidik mahasiswa baru agar bisa beradaptasi dengan
mudah.
Belum lagi melihat kondisi maba
saat ini, yang terkesan kolokan dan minta disuapi terus menerus. Contoh kecilnya
dari pertanyaan-pertanyaan mahasiswa baru yang kebingungan mencari lokasi
kampus mereka. Jujur aja sih, saya agak kesal dengan mereka-mereka ini. Ya saya
memang pernah berada di posisi seperti mereka, kebingungan, bahkan saya gak
punya siapa-siapa disini. Tapi, masa iya segala sesuatu yang bisa kita cari
sendiri harus kita tanyakan terus menerus?. Untuk apa dong gunanya punya smartphone kalau penggunanya saja tidak smart? Untuk apa dong gunanya punya
motor atau mobil mewah kalau tidak digunakan untuk berkeliling kampus dan
mengeksplorasi isi kampus ini?. Entah bagaimana pendapat menurut teman-teman
pembaca, namun saya melihat ada yang salah dengan mereka.
Ini yang saya takutkan ketika
tidak ada lagi yang namanya pengkaderan. Yang saya takutkan bukanlah tentang
terhentinya tradisi yang sudah turun temurun ada di kampus ITS ini, namun
tentang menurunnya kualitas seorang mahasiswa baru. Menurut saya, memang perlu
diadakan pengkaderan, namun dengan lebih terarah dan lebih bisa memberikan
mahasiswa baru wawasan tentang kondisi kekikinian yang ada di lingkungan
sekitar kita. Saya juga memang mengecam pengkaderan yang didasari perpeloncoan
atau mem-bully maba. Dengan
memberikan maba pendidikan yang lebih berwawasan begitu, transfer ilmu yang
diberikan tidak lagi satu arah, melainkan dua arah. Sehingga, mahasiswa lama
dan mahasiswa baru sama-sama bisa belajar. Perlu kita ingatkan lagi, zaman
memang sudah berubah, karakter seseorang juga pasti berubah, khususnya generasi
muda. Namun, sebagai mahasiswa yang sudah lebih dulu ada sebelum mereka di
kampus ini, kita juga harus pintar dalam mencari konsep baru dalam mendidik
mereka. (syd)
0 tanggapan:
Posting Komentar