Menebar Peluang & Manfaat pada Industri Pembangkit
Senin, 7 Maret 2016 telah berlangsung
Kuliah Tamu dengan tema Indonesian Power Generation Development di ruang
D.201 Teknik Mesin FTI ITS. Kuliah
tamu ini diisi langsung alumni teknik mesin angkatan 1984 (M27).
Beliau adalah
bapak Sudarwanta. Lahir di Klaten 11 September 1965 dan saat ini tinggal di
Surabaya. Beliau sudah memiliki banyak sekali pengalaman kerja di
pembangkit-pembangkit Listrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Beliau begitu akrab dengan
peserta kuliah tamu. Ketika menyampaikan
materi, beliau memulai nya dengan sedikit bernostalgia saat masih merasakan bangku
kuliah dulu. Bagaimana tidak, dulu beliau adalah seorang Ketua Himpunan dan meriliskan
majalah dimensi untuk pertama kali. Bahkan beliau bercerita tentang kolam mesin
yang sempat beliau buat dengan teman-teman angkatannya dan ternyata hingga saat
ini masih di jaga ke’sakral’annya. Sekelumit ceritanya seketika mampu membangkitkan
gairah peserta yang hadir.
Gambar 2 : Suasana kuliah tamu tampak samping kanan
Bukan tanpa
maksud ketika beliau bercerita tentang nostalgianya kepada jurusan teknik mesin. Hal tersebut
dimaksudkan agar para peserta (mahasiswa) tetap aktif dalam kegiatan
keorganisasian tapi tetap menjaga kebutuhan akademis mereka. “Ya, itu penting”
kata beliau. Saat para mahasiswa teknik mesin memasuki dunia industri, kemampuan softskill juga diperlukan.
Karena akan banyak dilibatkan dengan kerja tim dan berkomunikasi dengan banyak
pihak. Sebagaimana industri pembangkit Listrik ini. Bahwa tingkat elektrifikasi
di Indonesia saat ini masih pada angka sekitar 84 % dan sangat minim pada
daerah-daerah timur terutama Papua yang mayoritas hanya terpenuhi 40%, kurang
dari separuh masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik mereka. Padahal,
kebutuhan listrik pada era saat ini menjadi permasalahan primer tidak lagi sekunder
apalagi tersier. Banyak hal non teknis yang mempengaruhinya, sehingga seorang Engineer
dituntut juga untuk mampu menjalin kerja sama dengan berbagai elemen agar
proyek yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik.
Adanya kebutuhan elektrifikasi dan
penyebarannya menjadi salah satu sebab mengapa beliau mengatakan bahwa Industri
Pembangkit di Indonesia seharusnya menjadi peluang yang sangat menjanjikan buat
para Engineer saat ini. Terutama mahasiswa teknik mesin, karena mereka
hampir bisa memasuki semua bidang yang ada di dalamnya.
Gambar 3 : Suasana kuliah tamu tampak samping kiri
Luasnya lautan
dan perairan yang ada di Indonesia juga menjadi “angin segar” tersendiri bagi
para investor dan juga peminat pembangkit listrik. Berdasarkan data yang bapak
Sudarwanta sampaikan bahwa potensi kelistrikan atau elektrifikasi di Indonesia
‘hanya’ pada perairan bisa mencapai 75000 MW, sedangkan saat ini kita hanya mampu
mengolah sekitar 5000 MW saja. Betapa tidak, ternyata yang memengaruhi ini tidak
hanya dibidang teknis saja melainkan non teknis. Salah satunya adalah masalah administrasi dan
surat perizinan yang begitu banyak dan rumit. Bahkan, di salah satu pembangkit
di daerah Jawa Barat membutuhkan waktu 13 tahun untuk mengurus pembebasan lahan
ataupun perizinan.
Gambar 4 : pemberian kenang-kenangan oleh pihak jurusan
Meskipun
demikian, peluang dalam bidang pembangkit listrik ini tidak menjadikannya
berkurang. Salah satu program pemerintah saat ini adalah mencanangkan program
pembahan kapasitas elektrifikasi sebesar 35000 MW, yang hingga akhir Desember 2015
kemarin masih menyisakan ruang sekitar separuhnya. Artinya peluang itu tentunya
masih terbuka lebar. Tetapi beliau tetap berpesan bahwa kita para insinyur teknik
masih harus banyak belajar. Bukan hanya di bidang teknik yang kita kuasai melainkan non teknis juga agar kita bisa sebaik-baiknya membawa kesejahteraan
untuk bangsa kita salah satunya melalui Industri pembangkit. /(Mis)
0 tanggapan:
Posting Komentar