Pentingnya "Process Safety Management(PSM)" untuk Pabrik
gambar I : Pemateri sedang mengisi materi
Kuliah Tamu kembali diadakan di Jurusan Teknik Mesin FTI ITS pada tanggal 21 Oktober 2015, bertempat di ruang D201 jurusan Teknik Mesin. Acara yang terselenggara berkat koordinasi dari Ikatan Alumni ITS, komisariat Mesin Jurusan Teknik Mesin ITS dan Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Mesin Teknik Mesin ITS kali ini bertemakan Process Safety Management (PSM) in Commercial Explosive Manufacturing. Pemateri dari kuliah tamu ini yaitu dari angkatan M31, Bapak Indra Prasetya yang sekarang bekerja di PT. Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) sebagai Operations Manager dan juga dimoderatori langsung oleh Kajur Teknik Mesin yang baru terpilih kembali yaitu Bapak Bambang Pramujati.
gambar II : Suasana saat materi berlangsung
Kuliah tamu dimulai pukul 10.00 WIB, diawal
sebelum penjelasan materi oleh Bapak Indra diputar video yang berhubungan
dengan Process Safety Engineering. Setelah
itu sebelum masuk materi beliau menjelaskan perbedaan science dengan engineering.
Perbedaanya adalah engineering
sebagai subjek sedangkan science
sebagai objek, engineering ada untuk
merealisasikan science agar lebih meminimalisir atau mengefisienkan dari
kesalahan. Diawal kuliah juga beliau berpesan kepada peserta khususnya
mahasiswa agar dikampus jangan hanya kuliah saja melainkan membuka cakrawala
apa itu kuliah. Dimateri pertama beliau menjelaskan tentang perbedaan
perusahaan explosive manufacturing
tentang pengolahan dari senyawa NHO dengan perusahaan pupuk. Perbedaannya yaitu
kalau perusaan explosive manufacturing
memanfaatkan O-nya sedangkan yang dimanfaatkan perusahaan pupuk adalah N. Beliau
menjelaskan bahwa nama senyawa yang digunakan untuk process explosive manufacturing adalah Ammonium Nitrate (AN) dengan authorished
name-nya yaitu Anopril. PT. Kaltim Nitrate Indonesia, tempat beliau bekerja
dimiliki sahamnya oleh perusahaan yang sudah memiliki nama dalam bidang manufacturing yaitu Orica sebanyak 49%
dan dimiliki 51% sahamnya lagi oleh perusahaan pribumi Armindo. Orica sendiri
memiliki kepentingan dalam Teknologi AN, pengalaman operasi yang berpengalaman,
pabrik AN, akses pendanaan, dan akses
eksplisit jika dibutuhkan. Sedangkan di Armindo memiliki kepentingan yaitu
memiliki pengalaman distribusi selama lebih dari 20 tahun, kelengkapan
perizinan untuk distribusi, dan memiliki pemahaman lebih tentang seluk beluk
budaya Indonesia. PT. KNI memiliki teknologi dari Uhde Gmbh, Germany dan memliliki visi menjadi produsen AN Kelas
dunia yang terbaik dan menjadi pemasok AN pilihan para pengguna akhir. Ada tiga
pilar pengelolaan pabrik yaitu procedures,
people, dan plant lalu harus
terdapat keseimbangan antara safety,
quality, dan cost. Perusahaan
pertama di Indonesia yang memenuhi ketentuan Major Hazard Facility / Potensi
Bahaya Besar ini memiliki alur business
flow, yaitu, dari udara diproses didalam Nitric Acid Plant, lalu terbentuk dua senyawa yaitu NH3
dan HNO3, setelah itu kedua senyawa tersebut kembali diproses ke AN Plant Wet Section menjadi bentuk NH4NO3
Kemudian kembali melewati proses AN Plant
dry section, lalu ke bagging plant
dan terakhir diteruskan ke truk.
gambar III : Suasana kelas tampak depan
Pada Materi kedua Bapak Indra menjelaskan bagaimana
process safety Management (PSM),
diawal beliau memperlihatkan slide yang berisi beberapa kejadian kesalahan
proes keamanan pada perusahaan sehingga mengakibatkan fatality (korban jiwa) yang tidak sedikit. Bebarapa contoh kasusnya
seperti Tragedi Bhopal, India tahun 1984 yang mengakibatkan 1.754 meninggal
dunia dan 100.000 lebih mengalami luka-luka, lalu karena tragedi tersebut
muncul aturan mengenai Center for
Chemical Process Safety (CCP’s) yang dipergunakan sampai sekarang sebagai
tinjauan untuk keamanan proses kimia pada pabrik. Kejadian lainnya yaitu pada
tragedi Flixbrough tahun 1977 mengakibatkan 28 korban jiwa dan tragedi Pipes
Alpha tahun 1988 dengan korban jiwa 167 serta mengalami kerugian materiil lebih
dari 1 juta US Dolar. Setelah menjelaskan sejarah tragedi karena kesalahan
proses engineering, beliau
menjelaskan tiga hal penting dalam PSM yaitu harus mampu mengidentifikasikan resiko,
menganalisa resiko, dan mengontrol resiko. Ketiga hal tersebut saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Lalu dalam PSM ada
beberapa hal yang akan selalu dipertanyakan dan dinyatakan yaitu seperti Focused on, prevertion on, preparadness of,
mitigation of, respons to.
gambar IV : Penyerahan plakat dari panitia ke pemateri
0 tanggapan:
Posting Komentar