Mandiri dari Modernisasi Pihak Asing
sumber : merdeka.com
Indonesia merupakan negara Kepulauan, beribu-ribu pulau baik yang ada namanya maupun yang belum diberi nama berjajar dari barat Sabang sampai timur Merauke dari selatan Kepulauan Rote sampai utara Pulau Miangas. Negara yang sudah diakui Internasional secara de facto maupun de yure ini sudah merdeka per tanggal 17 Agustus 1945. Tetapi banyak opini dari rakyatnya sendiri mempertanyakan status kemerdekaan Indonesia sebenarnya, apakah memang benar Indonesia sudah merdeka? Bukan hanya dari kalangan bawah yang terus mengkritisi kebijakan-kebijakan yang punya kuasa, tetapi dari kalangan atasnya sendiri sadar akan pertanyaan tersebut, pertanyaan yang terus menghantui Indonesia di usia yang sudah berumur 70 tahun.
Kemerdekaan berarti bebas dari segala hal yang mengancam, kemerdekaan memiliki arti sejahtera, kemerdekaan berarti berdiri diatas kaki tangan sendiri. Jika kita berkaca pada hal tersebut maka akan banyak muncul berbagai aspek yang berkaitan dipikiran kita. Ada dua aspek yang akan dibahas dalam esai ini, yaitu ekonomi dan teknologi negara ini. Kondisi ekonomi suatu negara sangat berkaitan langsung dengan teknologi negara itu sendiri. Hubungan yang terjadi adalah saling berbanding lurus, semakin baik ekonomi suatu negara maka semakin baik pula teknologinya, sebagai contoh negara Jepang dan Amerika.
Kemerdekaan berarti bebas dari segala hal yang mengancam, kemerdekaan memiliki arti sejahtera, kemerdekaan berarti berdiri diatas kaki tangan sendiri. Jika kita berkaca pada hal tersebut maka akan banyak muncul berbagai aspek yang berkaitan dipikiran kita. Ada dua aspek yang akan dibahas dalam esai ini, yaitu ekonomi dan teknologi negara ini. Kondisi ekonomi suatu negara sangat berkaitan langsung dengan teknologi negara itu sendiri. Hubungan yang terjadi adalah saling berbanding lurus, semakin baik ekonomi suatu negara maka semakin baik pula teknologinya, sebagai contoh negara Jepang dan Amerika.
Ekonomi tidak akan pernah luput dari kata “finansial”. Jika ditelurusi lebih jauh maka akan muncul pertanyaan, apakah negara Indonesia sudah mandiri secara finansial? Jika berkaca pada utang negara ini kepada IMFdan negara adikuasa, jawabanya sangat jelas belum mandiri. Jika lebih dikhususkan ke masyarakanya, maka jawabannya adalah belum semuanya mandiri secara finansial, memang sudah ada beberapa masyarakat yang sudah mandiri, hanya saja masih banyak yang belum mandiri secara finansial. Kebijakan-kebijakan fiskal suatu negara memang sangat mempengaruhi keadaan ekonomi negara tersebut, tapi jika kita terus mengomentari dan mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah tanpa adanya gerakan dari diri kia pribadi untuk mandiri secara finansial maka itu sama saja seperti pribahasa “tong kosong yang nyaring bunyinya”.
Alur dari mandiri sendiri seharusnya dua arah, ada kesinambungan antara kuasa ke rakyat dan sebaliknya dari rakyat ke pembuat kebijakan maka dengan itu ekonomi negara ini akan semakin menguat. Indonesia saat ini terlihat lebih kesatu arah, yaitu dari pembuat kebijakan ke masyarakat. Ironi terjadi di negara ini karena hanya sekitar 2,5% penduduk yang berorientasi kepada wirausaha . Jika ditelaah, maka akan sangat efektif jika ada pergerakan proaktif dari masyarakatnya sendiri yang ingin mandiri, dengan adanya seperti itu maka alur kesinambungan ini akan berjalan. Salah satu cara pergerakan proaktif dari masyarakat adalah dengan berwirausaha, selain menciptakan keuntungan untuk pribadi, berwirausaha juga memberikan keuntungan lain, menjadikan pengangguran di negara tersebut berkurang, memperkuat nilai rupiah karena berkurangnya pengimporan barang sehingga menjadikan ekonomi negara tersebut kuat. Dengan adanya kebijakan-kebiijakan yang pas dari pemerintah dan adanya kesadaran dari masyarakatnya sendiri bukan tidak mungkin Indonesia menjadi mandiri secara finansial dan menjadi piutang untuk negara lain.
Alur dari mandiri sendiri seharusnya dua arah, ada kesinambungan antara kuasa ke rakyat dan sebaliknya dari rakyat ke pembuat kebijakan maka dengan itu ekonomi negara ini akan semakin menguat. Indonesia saat ini terlihat lebih kesatu arah, yaitu dari pembuat kebijakan ke masyarakat. Ironi terjadi di negara ini karena hanya sekitar 2,5% penduduk yang berorientasi kepada wirausaha . Jika ditelaah, maka akan sangat efektif jika ada pergerakan proaktif dari masyarakatnya sendiri yang ingin mandiri, dengan adanya seperti itu maka alur kesinambungan ini akan berjalan. Salah satu cara pergerakan proaktif dari masyarakat adalah dengan berwirausaha, selain menciptakan keuntungan untuk pribadi, berwirausaha juga memberikan keuntungan lain, menjadikan pengangguran di negara tersebut berkurang, memperkuat nilai rupiah karena berkurangnya pengimporan barang sehingga menjadikan ekonomi negara tersebut kuat. Dengan adanya kebijakan-kebiijakan yang pas dari pemerintah dan adanya kesadaran dari masyarakatnya sendiri bukan tidak mungkin Indonesia menjadi mandiri secara finansial dan menjadi piutang untuk negara lain.
Teknologi pun tidak luput dari kata “modern”. Dengan kecanggihan teknologi maka akan membuat suatu negara modern. Apakah Indonesia merupakan negara yang sudah modern? Jawabannya sudah jelas belum, justru Indonesia diperbudak modernisasi negara lain, bukan tanpa dasar untuk menjawab seperti itu, jika dilihat dari kepimilikan handphone, laptop, TV, dan sejenisnya di masyarakat Indonesia, sudah jelas darimana asalnya, Jepang, Korea, Inggris, dan negara yang sudah sering kita lihat di perabotan-perabotan, yaitu China. Suatu ironi pun terjadi ketika pemuda pemudi Indonesia berhasil menjuarai olimpiade Fisika, Komputer, Matematika Internasional tetapi bangsanya sendiri masih ketergantungan dengan teknologi asing.
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dengan sumber daya manusia yang berkompeten seharusnya Indonesia sekarang sudah menjadi modern dan Indonesia sekarang sudah menciptakan banyak teknologi yang sangat berpegaruh di dunia. Bukan hal yang jarang kita dengar bahwa ilmuwan dan engineer masih lebih dihargai di negara lain. Bukan hal yang jarang kita dengar pula bahwa moral-moral bangsanya yang menjadi penghambat kemajuan bangsa. Ketidakjujuran seakan menjadi hal yang biasa dari negara ini, Kedisiplan seperti datang tepat waktu hanya sebatas jarkoman belaka, Tindakan yang tidak berkeprimanusiaan seakan terus menjadi headline di media cetak maupun sosial. Memang moral bangsa ini sedang bobrok-bobroknya, tapi apakah kita bisa menyalahkan moral? Tentu saja tidak, justru yang lebih ditekankan adalah penanaman moral sejak dini.
Pendidikan seharusnya menjadi tulang punggung pengetahuan maupun moral pemuda pemudi disini. Pendidikan yang sekarang lebih mengajarkan tentang pengetahuan dan sedikit moral. Jika kita berkaca pada kondisi saat ini sah-sah saja jika petinggi di negara ini banyak yanng moralnya kurang. Sistem pendidikanIndonesia saat ini pun membentuk pemuda pemudinya untuk selalu bersaing keras menjadi yang terbaik, sehingga banyak siswa siswi yang tertekan karena sistem yang salah ini. Pendidikan yang tidak berdasarkan “passion” atau minat bakat pelajar lebih banyak ditanam oleh tenaga pendidik agar pelajar harus dapat belajar segala hal sehingga banyak pelajar tertekan lalu memulai kerusakan-kerusakan moral sejak dini, seperti meyontek, tawuran, terpengaruh NAPZA, dan lain hal sebagainya.
Ketika penanaman moral sudah sedikit ditanamkan ditambah tekanan untuk berbuat tidak sesuai moral yang berlaku maka bukan tidak mungkin akan terjadi morale chaos di masa datang. Padahal jika kita telaah, seharusnya sistem pendidikan di Indonesia menyontek Amerika dimana sistem yang dipilih adalah sesuai dengan minat bakat pelajar, sehingga sejak dini sudah diarahin untuk dibidang mana para pelajar memajukan bangsa. Dengan majunya bangsa maka teknologi menjadi maju dan mindset masyarakat Indonesia menjadi modern. Bahkan bukan tidak mungkin negara ini dapat memodernisasikan negara lain. Selain itu, dengan tidak belajarnya semua hal dan hanya berdasarkan minat bakatnya saja, pelajar dapat banyak memiliki waktu luang lalu di waktu luang tersebut pendidik dapat memberikan pelajaran tentang moral kepada pelajar.
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dengan sumber daya manusia yang berkompeten seharusnya Indonesia sekarang sudah menjadi modern dan Indonesia sekarang sudah menciptakan banyak teknologi yang sangat berpegaruh di dunia. Bukan hal yang jarang kita dengar bahwa ilmuwan dan engineer masih lebih dihargai di negara lain. Bukan hal yang jarang kita dengar pula bahwa moral-moral bangsanya yang menjadi penghambat kemajuan bangsa. Ketidakjujuran seakan menjadi hal yang biasa dari negara ini, Kedisiplan seperti datang tepat waktu hanya sebatas jarkoman belaka, Tindakan yang tidak berkeprimanusiaan seakan terus menjadi headline di media cetak maupun sosial. Memang moral bangsa ini sedang bobrok-bobroknya, tapi apakah kita bisa menyalahkan moral? Tentu saja tidak, justru yang lebih ditekankan adalah penanaman moral sejak dini.
Pendidikan seharusnya menjadi tulang punggung pengetahuan maupun moral pemuda pemudi disini. Pendidikan yang sekarang lebih mengajarkan tentang pengetahuan dan sedikit moral. Jika kita berkaca pada kondisi saat ini sah-sah saja jika petinggi di negara ini banyak yanng moralnya kurang. Sistem pendidikanIndonesia saat ini pun membentuk pemuda pemudinya untuk selalu bersaing keras menjadi yang terbaik, sehingga banyak siswa siswi yang tertekan karena sistem yang salah ini. Pendidikan yang tidak berdasarkan “passion” atau minat bakat pelajar lebih banyak ditanam oleh tenaga pendidik agar pelajar harus dapat belajar segala hal sehingga banyak pelajar tertekan lalu memulai kerusakan-kerusakan moral sejak dini, seperti meyontek, tawuran, terpengaruh NAPZA, dan lain hal sebagainya.
Ketika penanaman moral sudah sedikit ditanamkan ditambah tekanan untuk berbuat tidak sesuai moral yang berlaku maka bukan tidak mungkin akan terjadi morale chaos di masa datang. Padahal jika kita telaah, seharusnya sistem pendidikan di Indonesia menyontek Amerika dimana sistem yang dipilih adalah sesuai dengan minat bakat pelajar, sehingga sejak dini sudah diarahin untuk dibidang mana para pelajar memajukan bangsa. Dengan majunya bangsa maka teknologi menjadi maju dan mindset masyarakat Indonesia menjadi modern. Bahkan bukan tidak mungkin negara ini dapat memodernisasikan negara lain. Selain itu, dengan tidak belajarnya semua hal dan hanya berdasarkan minat bakatnya saja, pelajar dapat banyak memiliki waktu luang lalu di waktu luang tersebut pendidik dapat memberikan pelajaran tentang moral kepada pelajar.
sumber : kompas.com
Negara yang memiliki masyarakat mandiri secara modern berarti negara tersebut kuat dalam ekonomi dan teknologi. Walaupun negara Indonesia saat ini belum dikatakan seperti itu, tetapi banyak cara agar Indonesia memiliki masyarakat mandiri secara modern. Di kedua paragraf diatas sudah dijelaskan beberapa cara agar Indonesia kuat dalam ekonomi dan reknologi. Hal terpenting dari kedua hal tersebut adanya peraturan yang baik, jelas, tegas, dan beralur dari pemerintah sekaligus kesadaran dari masyarakat akan pentingnya mandiri secara modern. Selain kedua hal penting tersebut, akhirnya persiapan yang paling baik adalah adanya perubahan mindset dari setiap individu masyarakat Indonesia untuk berpikir bahwa Indonesia bisa mandiri secara modern dan merdeka dari pihak asing. /hnp
0 tanggapan:
Posting Komentar