Selasa (20/09/2016),
Jurusan Teknik Mesin ITS kembali mengadakan kuliah tamu yang menghadirkan alumni Teknik Mesin ITS angkatan M42, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc selaku Kepala Sub Bidang Evaluasi
dan Pelaporan pada Dinas Perhubungan. Kuliah tamu kali ini membawakan bahasan
mengenai “Engineering based Regulation pada Sektor Transportasi Darat”. Bahasan
sendiri difokuskan pada tantangan engineer serta contoh kasus dan analisa dari
sudut pandang engineer terkait bidang perhubungan dan moda transportasi darat.
Engineer
memiliki peran penting dalam pengembangan sektor perhubungan di Indonesia.
Engineer disini dapat berperan menjalankan analisa terkait suatu permasalahan
yang ada di lapangan. Di mana hal ini tercerminkan pada kasus-kasus yang terjadi
di bidang transportasi darat akhir-akhir ini. Kasus pertama datang dari
peristiwa-peristiwa kecelakaan tunggal bus yang sering terjadi. Setelah
dianalisa penyebab kecelakaan didapatkan beberapa sebab, namun yang sedikit
menggelitik dari banyaknya penyebab tersebut adalah terkait adanya pelanggaran
pada peraturan standarisasi bus. Di mana dikarenakan banyak peraturan yang telah
ditetapkan mulai dari standar dimensi kendaraan, berat kendaraan, dan uji
kelayakan kendaraan ternyata tidaklah dipatuhi di lapangan. Uniknya banyak
kasus yang terjadi, terlihat pihak penyelenggara moda transportasi sendiri yang
mana membuat aturan tersebut malah melanggarnya sendiri.
Beberapa
pelanggaran aturan pada kasus pertama seperti ketetapan jam kerja sopir bus
yang telah menetapkan jam operasi bus yaitu 4 jam beroperasi kemudian
istirahat, dan melanjutkan perjalanan lagi 4 jam. Di mana bus hanya
diperbolehkan beroperasi maksimal 8 jam perhari. Namun kenyataan berkata lain, banyak sopir bus yang beroperasi lebih dari batas maksimal jam operasi
tersebut. Selain itu, ditemukan pula pada beberapa bus di lapangan adanya speedometer
mati, rem parkir yang tidak berfungsi, kaca bus tidak memenuhi standart keamanan,
kerangka body bus yang berkarat, serta tidak adanya sabuk pengaman penumpang.
Di mana hal ini tentu menyalahi aturan yang telah dibuat yang dirasa masih
kurang dihiraukan oleh pihak penyelengara jasa transportasi sekarang.
Kasus selanjutnya datang dari moda transpotasi kereta api. Sebagai salah satu moda transportasi darat kereta api tak luput dari yang seringnya terjadi kecelakaan. Analisa kali ini tertuju pada faktor-faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Salah satu hal menarik datang
dari adanya pelanggaran pada penggantian bahan rem kereta yang seharusnya
menggunakan komposit namun secara “legal” diganti menggunakan cast iron yang
berakibat pada penambahan waktu pengereman kereta. Sehingga dapat menyebabkan lamanya waktu pengereman kereta saat akan terjadi tabrakan. Hal unik kedua dari
kasus kereta api ini datang dari pemasangan tralis di ruang masinis yang
berisiko dapat mengurangi jarak pandang masinis. Pemasangan tralis ini sendiri
dikarenakan akan kebutuhan perlindungan masinis terhadap sikap vandalisme terkait
lemparan batu dari masyarakat.
Selain itu faktor
kelayakan infrastruktur pendukung transportasi juga masih membuahkan
permasalahan baru terkait bidang transportasi di Indonesia. Seperti pada
pembangunan strukur pagar pembatas di Indonesia yang menyalahi desain awal yang
dimana seharusnya ditancapkan di tanah sehingga dapat mengalami ledutan untuk
menahan beban tabrakan. Namun lagi-lagi fakta di lapangan berkata lain, banyak pagar pembatas tersebut malah dicor karena ditakutkan akan dicuri.
Dengan
banyaknya masalah dan carut marut sektor perhubungan di Indonesia tentunya
banyak pula tantangan yang harus dilalui para engineer Indonesia kedepannya. Engineer sendiri haruslah dapat memberikan analisa yang
komprehensif terkait suatu permasalahan di sektor perhubungan kedepannya agar dapat ditemukan solusi atas permasalahan tersebut. Kemudian,
engineer pun perlu menghadapai atmosfir birokrasi di Indonesia yang didalamnya terdapat campur aduk banyak kepentingan yang juga memiliki tujuan berbeda yang tentu dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para engineer.
Di akhir
kuliah tamu, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc berpesan agar mahasiswa lebih kritis
dalam menghadapi masalah sekitar khususnya di bidang perhubungan dan
transportasi darat ini. Diharapkan adanya inovasi-inovasi baru dari mahasiswa sehingga
dapat membantu memberikan solusi terbaik untuk menyelasaikan masalah dalam
bidang ini. Sehingga terjalin hubungan yang sinergis antara pihak birokrasi
dengan engineer dalam menghadapi tantangan sektor perhubungan.(dik/wib)