Selasa (14/06). Erick Zindel selaku
Managing Director Marketing Asia and Middle East, Siemens AG berkunjung ke ITS.
Dalam Kuliah Tamu di Jurusan Teknik Mesin, Erick menjawab tentang Global Energy
Trend, Market, Power Plant Technologies and Renewable Energy Technologies yang
merupakan topik perbincangan hangat di banyak kalangan akhir- akhir
ini.
Energi merupakan sesuatu yang cukup
sensitif untuk dibahas. Seperti yang kita ketahui, energi tidak dapat
benar-benar "diciptakan" melainkan harus dibangkitkan. Seiring
berjalannya waktu serta berkembangnya teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa
kebutuhan energi dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Begitu pula dengan
kebutuhan untuk membangkitkan energi sehingga dapat digunakan di berbagai hal.
Energi terbarukan merupakan salah
satu solusi masalah energi karena masa penggunaannya yang lebih lama dari pada
energi konvensional. Dalam menanggapi hal tersebut ujar Erick Zindel, Jerman
yang merupakan negara maju sekarang sedang menjalankan transisi energi ke
energi terbarukan. Dimana transisi energi sendiri akan mempercepat pengembangan
struktur sistem pembangkitan energi maka semakin komplek pula sistem tersebut.
Sehingga diperlukan Inovasi Teknologi untuk menjawab perkembangan sistem
pembangkitan energi tersebut.
Dalam perbincangan singkat tersebut
Managing Director Marketing Asia and Middle East, Siemens pula menjelaskan
mengenai kebutuhan energi Asia yang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Sehingga
Asia sendiri bagi Siemens merupakan target market power generation yang tinggi
dan berkembang. Jika menfokuskan pada Indonesia ujar Erick, Indonesia sendiri
mengalami kenaikan 5,3% dalam pemakaian power generation. Dimana membuat
Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pembangkit tertinggi di ASEAN.
Pria Asal Jerman tersebut sendiri merasa
pada pembangkit listrik di Indonesia masih terfokus pada batu bara. Padahal
menurutnya, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan pembangkit listrik
dengan sumber daya alam dengan lebih baik dari sekarang. Dimana seperti
pembangkit tenaga gas, Indonesia yang merupakan negara tropis lebih mudah dalam
mendapatkan gas bumi.
Dalam Kuliah Tamu tersebut juga
timbul pertanyaan dari peserta mengenai kesiapan Indonesia dalam melaksanakan
transisi energi seperti Jerman. Dimana dijawab Erick, bahwa Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk melakukan transisi energi namun membutuhkan waktu yang
lama karena besarnya wilayah dan kontur wilayah di Indonesia. “Indonesia cukup
sulit dalam waktu cepat berbeda dengan Jerman yang wilayahnya lebih kecil,”
tuturnya
Untuk merealisasikan pembangkitan
energi terbarukan sendiri, Erik Zindel merangkum beberapa tantangan bagi
Indonesia. Antara lain: pembangunan
secara merata, dukungan dari pihak-pihak terkait, efisiensi pembangkit listrik,
dan juga dalam hal memaksimalkan energi terbarukan. (rws/wib)
0 tanggapan:
Posting Komentar