Minggu, (3/7) , kabar gembira bahwa Sapuangin ITS dapat tetap melanjutkan lomba hari sabtu kemarin, ternyata menemui halangan kembali. Dikarenakan beberapa faktor imbas insiden kebakaran, menyebabkan Sapuangin tidak diperbolehkan ikut perlombaan. Dan memberhentikan laju Tim Sapuangin dalam ajang Driver’s World Championship London.
Haru biru dan semangat membara mewarnai
cerita perjuangan Tim Sapuangin ITS dalam rangka mengikuti Shell Eco Marathon
Driver's World Championship ( DWC ) yang diselenggarakan Di London 30 Juni -3 Juli
2016. Setelah tiba di London Tim Sapuangin dikejutkan dengan insiden kebakaran
yang menghanguskan mobil Sapuangin dan menjadi pukulan berat bagi Tim. Namun,
semangat pantang menyerah ditunjukkan Tim Sapuangin dengan dibangun ulangnya mobil
Sapuangin. Selain itu, dukungan dan doa dari civitas akademika ITS, alumni ITS,
dan masyarakat Indonesia pun terus mengalir saat itu. Sehingga tak ayal hanya
dalam waktu 2 hari lamanya sebelum deadline technical dan safety inspection,
mobil Sapuangin dapat dibangun ulang.
Technical dan Safety Inspection pun
berhasil dilewati dengan tertempelnya dua buah stiker di kaca depan mobil
Sapuangin mendampingi stiker "doa ibu". Mobil Sapuangin pun berhasil
menyelesaikan dua race dengan nilai
konsumsi bahan bakar sebesar 183 km/l. Walau masih dibawah rekor nya saat di
Shell Eco Marathon Asia, nilai tersebut secara teknis cukup tinggi. Akan tetapi
Minggu (3/06) didapatkan kabar bahwa mobil Sapuangin tidak diperbolehkan
mengikuti ajang Shell Eco Marathon DWC (Driver's World Championship).
Setelah dikonfirmasi ke salah satu
anggota, Tim membenarkan kabar tersebut. Menurut keterangan dari humas Tim Sapuangin. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan mobil Sapuangin tidak diperbolehkan mengikuti
ajang DWC tersebut. Pertama hasil race belum mencapai 90% dari perolehan SEM
Asia kemarin. Sehingga setidaknya mobil Sapuangin harus mencapai nilai konsumsi
bahan bakar sebesar 225 km/l untuk dapat meneruskan perlombaan. Kedua mobil
dianggap tidak qualified karena bodi
mobil yang berubah dari SEM Asia. Serta kekhawatiran panitia atas keselamatan
sang driver mobil, hal ini dikarenakan kekuatan chassis mobil sudah tidak sama
saat perancangan. Chassis mobil dianggap telah mengalami heat treatment saat insiden
kebakaran menimpa mobil Sapuangin. Mobil Sapuangin ditakutkan akan mengalami breakdown jika perlombaan diteruskan.
Faktor ketiga, Tim Sapuangin dianggap telah melakukan major change pada mobil yang akan di ikut sertakan dalam lomba.
Point ketiga ini lah yang menjadi inti dari permasalahan karena pada kondisi
real banyak mobil yang performanya tidak mencapai 90% sama halnya seperti Sapuangin.
Faktor diatas lah yang menandakan pula berakhirnya laju Sapuangin ITS dalam ajang Shell Eco Marathon Driver's World Championship kali ini. Walau pada akhirnya mobil Sapuangin tidak diperbolehkan mengikuti ajang bergengsi dunia tersebut. Namun, semangat pantang menyerah, kegigihan, dan kerja keras Tim patut di acungi jempol karena dapat sampai ke titik ini walau banyaknya rintangan yang menghadang. Pada ajang Student Formula Japan 2016 pada 6-10 September 2016 mendatang, Sapuangin Speed 4 pun akan mewakili Indonesia dan diharapkan dapat mengharumkan nama Indonesia kembali di Negeri Sakura. (tna/wib)
0 tanggapan:
Posting Komentar