Paradigma Insinyur

| Senin, 12 September 2016


Oleh: Ilman Patria (M54)
 
Pada masa lampau engineer adalah panggilan yang identik dengan orang yang belajar, merencanakan dan mampu menciptakan sebuah mesin. Dengan kata lain, engineer memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan sains menjadi sesuatu yang praktis dan bermanfaat. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran insinyur adalah sebagai seorang inventor atau penemu (Speight, 2014).

Insinyur merupakan profesi yang digemari dan dinilai bergengsi oleh pelajar Indonesia. Terbukti setiap tahunnya jurusan teknik selalu menempati urutan teratas dalam passing grade dan jumlah pendaftar ke universitas negeri yang ada di Indonesia. Lalu apa yang menyebabkan pelajar Indonesia memiliki minat yang besar terhadap jurusan teknik? Cita-cita dari kecil? Passion? Paksaan orang tua? Gaji yang besar? Gengsi yang tinggi? Tiap orang tentunya punya alasan tersendiri untuk itu.

Jika berbicara passion saya sangat tertarik dengan kisah duo insinyur penemu pesawat terbang, Wright bersaudara. Orville Wright dan Wilbur Wright pada waktu itu bahkan tidak lulus sekolah menengah atas, sehingga pada tahun 1889 mereka Orville memutuskan mendirikan percetakan pribadi dengan bantuan Wilbur dan tiga tahun setelah itu mereka mendirikan bengkel sepeda. Berawal dari bengkel sepeda, mereka akhirnya dapat mendirikan perusahaan sepeda sendiri (Wright Cycle Company) dan hasil penjualannya akan dimanfaatkan untuk mendanai ketertarikan kedua saudara ini terhadap dunia penerbangan. Kebetulan pada saat itu, tahun 1890-an, insinyur-insinyur di eropa dan amerika sedang gencar mengembangkan glider.

Namun uji coba glider sering sekali memakan korban, dari permasalahan inilah timbul ide dari Wright bersaudara untuk membuat sistem kendali pada sayap agar glider dapat terbang dengan stabil. Ide pengendalian sayap ini terinspirasi dari burung yang sedang terbang di udara. Ketika ingin belok burung cukup memutar tubuhnya ke kiri atau ke kanan. Lalu fenomena ini juga sama seperti orang yang sedang mengendarai sepeda, ketika ingin belok pengendara cukup menyandarkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan. Dengan beberapa kali pengembangan pada akhirnya Orville dan Wilbur Wright berhasil menerbangkan pesawat terbang pertama pada 17 Desember 1903 selama 12 detik di ketinggian 120 kaki.

Dari kisah Wright bersaudara kita belajar bahwa rasa ingin tahu dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang baru adalah sense yang harus dimiliki seorang insinyur. Ada keberanian yang memupuk ide, lalu ada ketekunan yang menjadi bumbu pemanis dari ide brilian itu. Kita juga belajar, untuk melakukan sesuatu yang luar biasa ternyata tidak bergantung pada level pendidikan yang telah ditempuh. Berawal dari fenomena yang sederhana sekarang dunia dapat menikmati pesawat terbang sebagai alat transportasi yang paling aman dan dapat mengantarkan manusia dari satu benua ke benua lain. Kisah Wright bersaudara hanyalah satu dari banyak kisah insinyur yang menjadi pionir perkembangan teknologi di dunia.

Pelajar Indonesia lebih senang menganggap engineering sebagai “a solution to get a lot of money”, bukan “my life” ataupun “my passion”, termasuk saya dulu ketika memilih jurusan. Di samping minat yang besar dengan jurusan teknik, ada sedikit rasa takut tidak mendapat pekerjaan lalu pada akhirnya memilih mechanical engineering sebagai profesi. Di Indonesia memang engineering lebih identik dengan jalur karir yang relatif banyak menghasilkan uang dan dinilai bergengsi. Namun, tuntutan ini-itu dan nilai akhir semester menakuti kita sehingga lupa pentingnya menikmati proses belajar selama kuliah, pentingnya menambah wawasan dengan membaca buku dan tidak pernah mencoba menantang diri dengan mencoba menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari penelitian terdahulu ataupun permasalahan teknik yang sederhana. Saya merasa menyesal karena dari awal kuliah sering melewatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Mahasiswa biasanya merasa disibukkan dengan kegiatan akademik dan non-akademik. Kreativitas dan kebebasan berpikir insinyur Indonesia pada akhirnya dimatikan oleh nilai akhir semester dan rasa takut tidak bisa mendapat pekerjaan yang baik.

Einstein pernah berkata, “Everything that is really great and inspiring is created by the individual who can labor in freedom”. Pernyataan Einstein ini terbukti dari kesuksesan inventor di era modern seperti yang ditunjukkan Steve Jobs, Bill Gates hingga Mark Zuckerberg. Perlu diketahui juga bahwa mulai dari Nikola Tesla, Thomas Edison, Wright bersaudara hingga ketiga inventor yang saya sebutkan tadi adalah orang yang tidak lulus/tidak sampai pada jenjang undergraduate. Sekali lagi, kisah kesuksesan mereka mendukung pernyataan Einstein, sesuatu yang luar biasa akan lahir dari kebebasan berpikir.

Leonardo Da Vinci, seorang seniman, saintis, engineer, dan juga ahli matematika adalah orang yang sangat mengagumi apa yang ia kerjakan. Dia sering mendeskripsikan keindahan di setiap karyanya. Bahkan Da Vinci sangat mengagumi bentuk dari kaki manusia, ia berkata, “The human foot is a masterpiece of engineering and a work of art”. Da Vinci mampu melihat keindahan, seni dari apa yang dilihatnya. Bill Gates juga pernah mengatakan bahwa, “Software is a great combination between artistry and engineering”. Sekali lagi, kata art/seni yang berarti “keindahan” ada didalamnya.

Dari buku The Talent Code karya Daniel Coyle disampaikan bahwa excellence atau kesuksesan bisa diperoleh dengan melakukan sesuatu secara berulang dan terus menerus, lalu pada akhirnya kita akan menemukan arti dari apa yang kita kerjakan. Keindahan dari sebuah pekerjaan akan segera ditemukan apabila ada kecintaan terhadap pekerjaan tersebut.

Sebagai mahasiswa yang masih berada pada jenjang sarjana tentunya masih punya banyak waktu untuk menentukan sikap bagaimana kedepannya. Tidak ada yang salah dengan memikirkan karir dan uang, tetapi sangat disayangkan saja apabila hidup untuk karir dan uang. Mencintai dan memahami keindahan dari apa yang dikerjakan menurut saya jauh lebih baik daripada memikirkan penghasilan, uang pensiun dan sebagainya, seperti kisah dan pemikiran orang-orang hebat yang telah saya sampaikan di atas. Dengan berprinsip seperti itu memang tidak menjamin akan mendapatkan uang yang banyak, namun yang pasti akan ada kebahagiaan dan semangat yang selalu menemani anda ketika bekerja.

0 tanggapan:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲