Newest Post

DIMENSI PINDAH WEBSITE

| Minggu, 20 November 2016
Baca selengkapnya »

DIMENSI TELAH PINDAH WEBSITE MENJADI

www.dimensi.me.its.ac.id




DIMENSI PINDAH WEBSITE

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Minggu, 20 November 2016
With 0tanggapan

Kuliah Tamu : Tantangan Engineer dalam Sektor Perhubungan Indonesia

| Minggu, 25 September 2016
Baca selengkapnya »


          Selasa (20/09/2016), Jurusan Teknik Mesin ITS kembali mengadakan kuliah tamu yang menghadirkan alumni Teknik Mesin ITS angkatan M42, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc selaku Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan pada Dinas Perhubungan. Kuliah tamu kali ini membawakan bahasan mengenai “Engineering based Regulation pada Sektor Transportasi Darat”. Bahasan sendiri difokuskan pada tantangan engineer serta contoh kasus dan analisa dari sudut pandang engineer terkait bidang perhubungan dan moda transportasi darat.

Engineer memiliki peran penting dalam pengembangan sektor perhubungan di Indonesia. Engineer disini dapat berperan menjalankan analisa terkait suatu permasalahan yang ada di lapangan. Di mana hal ini tercerminkan pada kasus-kasus yang terjadi di bidang transportasi darat akhir-akhir ini. Kasus pertama datang dari peristiwa-peristiwa kecelakaan tunggal bus yang sering terjadi. Setelah dianalisa penyebab kecelakaan didapatkan beberapa sebab, namun yang sedikit menggelitik dari banyaknya penyebab tersebut adalah terkait adanya pelanggaran pada peraturan standarisasi bus. Di mana dikarenakan banyak peraturan yang telah ditetapkan mulai dari standar dimensi kendaraan, berat kendaraan, dan uji kelayakan kendaraan ternyata tidaklah dipatuhi di lapangan. Uniknya banyak kasus yang terjadi, terlihat pihak penyelenggara moda transportasi sendiri yang mana membuat aturan tersebut malah melanggarnya sendiri. 

Beberapa pelanggaran aturan pada kasus pertama seperti ketetapan jam kerja sopir bus yang telah menetapkan jam operasi bus yaitu 4 jam beroperasi kemudian istirahat, dan melanjutkan perjalanan lagi 4 jam. Di mana bus hanya diperbolehkan beroperasi maksimal 8 jam perhari. Namun kenyataan berkata lain,  banyak sopir bus yang beroperasi lebih dari batas maksimal jam operasi tersebut. Selain itu, ditemukan pula pada beberapa bus di lapangan adanya speedometer mati, rem parkir yang tidak berfungsi, kaca bus tidak memenuhi standart keamanan, kerangka body bus yang berkarat, serta tidak adanya sabuk pengaman penumpang. Di mana hal ini tentu menyalahi aturan yang telah dibuat yang dirasa masih kurang dihiraukan oleh pihak penyelengara jasa transportasi sekarang. 

            Kasus selanjutnya datang dari moda transpotasi kereta api. Sebagai salah satu moda transportasi darat kereta api tak luput dari yang seringnya terjadi kecelakaan. Analisa kali ini tertuju pada faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Salah satu hal menarik datang dari adanya pelanggaran pada penggantian bahan rem kereta yang seharusnya menggunakan komposit namun secara “legal” diganti menggunakan cast iron yang berakibat pada penambahan waktu pengereman kereta. Sehingga dapat menyebabkan lamanya waktu pengereman kereta saat akan terjadi tabrakan. Hal unik kedua dari kasus kereta api ini datang dari pemasangan tralis di ruang masinis yang berisiko dapat mengurangi jarak pandang masinis. Pemasangan tralis ini sendiri dikarenakan akan kebutuhan perlindungan masinis terhadap sikap vandalisme terkait lemparan batu dari masyarakat.


         Selain itu faktor kelayakan infrastruktur pendukung transportasi juga masih membuahkan permasalahan baru terkait bidang transportasi di Indonesia. Seperti pada pembangunan strukur pagar pembatas di Indonesia yang menyalahi desain awal yang dimana seharusnya ditancapkan di tanah sehingga dapat mengalami ledutan untuk menahan beban tabrakan. Namun lagi-lagi fakta di lapangan berkata lain, banyak pagar pembatas tersebut malah dicor karena ditakutkan akan dicuri.

Dengan banyaknya masalah dan carut marut sektor perhubungan di Indonesia tentunya banyak pula tantangan yang harus dilalui para engineer Indonesia kedepannya. Engineer sendiri haruslah dapat memberikan analisa yang komprehensif terkait suatu permasalahan di sektor perhubungan kedepannya agar dapat ditemukan solusi atas permasalahan tersebut. Kemudian, engineer pun perlu menghadapai atmosfir birokrasi di Indonesia yang didalamnya terdapat campur aduk banyak kepentingan yang juga memiliki tujuan berbeda yang tentu dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para engineer.

Di akhir kuliah tamu, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc berpesan agar mahasiswa lebih kritis dalam menghadapi masalah sekitar khususnya di bidang perhubungan dan transportasi darat ini. Diharapkan adanya inovasi-inovasi baru dari mahasiswa sehingga dapat membantu memberikan solusi terbaik untuk menyelasaikan masalah dalam bidang ini. Sehingga terjalin hubungan yang sinergis antara pihak birokrasi dengan engineer dalam menghadapi tantangan sektor perhubungan.(dik/wib)

Kuliah Tamu : Tantangan Engineer dalam Sektor Perhubungan Indonesia

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Minggu, 25 September 2016
With 0tanggapan

FKHM : Ngorbits Terhenti pada Putaran Pertama

| Rabu, 21 September 2016
Baca selengkapnya »

Suasana Ngorbits di Selasar Perpustakaan ITS

Senin (19/9) Ngorbits (Ngobrol Bareng KM ITS) forum bentukan FKHM yang dilaksanakan di selasar perpustakaan ITS dengan mengundang seluruh elemen KM ITS terpaksa harus berakhir dengan hanya satu “putaran” saja. Forum yang rencananya berlangsung selama tiga hari ini terpaksa tidak dilanjutkan di hari berikutnya sebab dirasa rekomendasi-rekomendasi yang diberikan kurang matang dan kurang didukung data yang kuat.

Peserta forum yang terdiri dari berbagai ormawa di ITS sepakat untuk menghentikan forum tersebut sehingga hanya 5 dari 6 rekomendasi yang berhasil disampaikan. Kelima rekomendasi tersebut diantaranya Lepasnya DOP (Daerah Otonomi Politeknik) dari Institusi Pendidikan ITS, keanggotaan mahasiswa D4 di KM ITS, tumpang tindih ranah Sosmas antara BEM ITS dan BEM F, kejelasan peran BEM F dan kejelasan kedudukan UKM di KM ITS.

Dari kelima rekomendasi tersebut isu pembagian ranah kerja menjadi bola panas dalam pembicaraan malam itu. Novangga Ilmawan selaku Presiden BEM ITS pun sempat berpendapat bahwa pembagian tiga ranah besar ini justru mengurangi kepekaan ormawa terhadap ranah-ranah yang bukan tanggung jawabnya. Pemuda yang akrab di sapa Mas Angga ini juga menjabarkan bahwa pendapat ini berkaca dari pengalamannya semasa 4 tahun berkuliah di ITS. Dimana ranah sosial politik hanya dilaksanakan di tingkat BEM ITS saja dan pihak yang merasa tidak memiliki ranah tersebutpun lepas tangan. 

Sementara menurut FKHM, pembagian ranah yang terdiri dari sospol (BEM ITS), sosmas (BEM Fakultas), dan ranah keprofesian (HMJ) ini sudah sesuai namun perlu diperjelas. Berdasarkan hasil audiensinya dengan penggagas Mubes IV terdahulu, ranah yang ada di Struktur Organisasi Kemahasiswaan ITS ini merupakan hasil penurunan dari visi KM ITS yang dibagi menjadi beberapa ranah. Setiap pihak dimaksudkan agar dapat fokus ke ranahnya masing-masing untuk bersama-sama mencapai visi KM ITS, tambah Tim FKHM.

Kemudian, berbeda dengan isu-isu yang beredar selama ini tentang rekomendasi pembubaran BEM Fakultas, FKHM pada Ngorbits kali ini justru merekomendasikan adanya pasal tambahan yang menjelaskan peran BEM F selama ini yaitu akomodasi HMJ yang mencakup kegiatan diluar ranah sosmas. Menanggapi hal ini Rizky Akbar Fauzi selaku menteri Kebijakan kampus BEM ITS menyampaikan bahwa peran dan wewenang BEM F terhadap kemahasiswaan maupun akademik dalam birokrasi di ITS masih sangat terbatas, sehingga ia menyarankan untuk dilakukannya studi banding ke Universitas lain.

Sebelum akhirnya dibubarkan, rencananya FKHM akan menyampaikan total 15 poin rekomendasi selama tiga hari. Namun karena pembubaran yang terjadi, ada kemungkinan rekomendasi yang diberikan berubah. Sebelum pembubaran Ngorbits kali ini FKHM juga sempat mengalami beberapa masalah, mulai dari hasil kajian yang tidak segera disahkan karena terbentur kuota forum, hingga berbagai masalah internal.

Tugas utama forum yang beranggotakan perwakilan ormawa di KM ITS ini antara lain melakukan kajian mengenai  implementasi Mubes IV dan pengaruhnya terhadap kondisi internal dan eksternal di lingkup KM ITS, serta memberikan rekomendasi mengenai evaluasi Mubes IV dan usulannya terhadap isi Mubes V. Diakhir forum tersebut FKHM memberikan pesan kepada seluruh ormawa di KM ITS sebagai pihak yang telah mendelegasikan FKHM untuk juga proaktif berperan dalam mensukseskan Mubes V.(Muh/wib)

FKHM : Ngorbits Terhenti pada Putaran Pertama

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Rabu, 21 September 2016
With 0tanggapan
Tag : ,
Prev
▲Top▲