Datangi ITS, Siemens Bahas Masalah Energi

| Rabu, 15 Juni 2016


Selasa (14/06). Erick Zindel selaku Managing Director Marketing Asia and Middle East, Siemens AG berkunjung ke ITS. Dalam Kuliah Tamu di Jurusan Teknik Mesin, Erick menjawab tentang Global Energy Trend, Market, Power Plant Technologies and Renewable Energy Technologies yang merupakan topik perbincangan hangat di banyak kalangan akhir- akhir ini. 
Energi merupakan sesuatu yang cukup sensitif untuk dibahas. Seperti yang kita ketahui, energi tidak dapat benar-benar "diciptakan" melainkan harus dibangkitkan. Seiring berjalannya waktu serta berkembangnya teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan energi dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Begitu pula dengan kebutuhan untuk membangkitkan energi sehingga dapat digunakan di berbagai hal.
Energi terbarukan merupakan salah satu solusi masalah energi karena masa penggunaannya yang lebih lama dari pada energi konvensional. Dalam menanggapi hal tersebut ujar Erick Zindel, Jerman yang merupakan negara maju sekarang sedang menjalankan transisi energi ke energi terbarukan. Dimana transisi energi sendiri akan mempercepat pengembangan struktur sistem pembangkitan energi maka semakin komplek pula sistem tersebut. Sehingga diperlukan Inovasi Teknologi untuk menjawab perkembangan sistem pembangkitan energi tersebut.   
Dalam perbincangan singkat tersebut Managing Director Marketing Asia and Middle East, Siemens pula menjelaskan mengenai kebutuhan energi Asia yang mengalami kenaikan tiap tahunnya. Sehingga Asia sendiri bagi Siemens merupakan target market power generation yang tinggi dan berkembang. Jika menfokuskan pada Indonesia ujar Erick, Indonesia sendiri mengalami kenaikan 5,3% dalam pemakaian power generation. Dimana membuat Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pembangkit tertinggi di ASEAN. 
Pria Asal Jerman tersebut sendiri merasa pada pembangkit listrik di Indonesia masih terfokus pada batu bara. Padahal menurutnya, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan pembangkit listrik dengan sumber daya alam dengan lebih baik dari sekarang. Dimana seperti pembangkit tenaga gas, Indonesia yang merupakan negara tropis lebih mudah dalam mendapatkan gas bumi.
Dalam Kuliah Tamu tersebut juga timbul pertanyaan dari peserta mengenai kesiapan Indonesia dalam melaksanakan transisi energi seperti Jerman. Dimana dijawab Erick, bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk melakukan transisi energi namun membutuhkan waktu yang lama karena besarnya wilayah dan kontur wilayah di Indonesia. “Indonesia cukup sulit dalam waktu cepat berbeda dengan Jerman yang wilayahnya lebih kecil,” tuturnya

Untuk merealisasikan pembangkitan energi terbarukan sendiri, Erik Zindel merangkum beberapa tantangan bagi Indonesia.  Antara lain: pembangunan secara merata, dukungan dari pihak-pihak terkait, efisiensi pembangkit listrik, dan juga dalam hal memaksimalkan energi terbarukan. (rws/wib)

0 tanggapan:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲