Talkshow M33 bagi Almamater untuk Kemajuan Bangsa

| Senin, 28 September 2015


Talkshow M33 bagi Almamater untuk Kemajuan Bangsa

 
gambar 1 : Pengisi Talkshow tampak depan di ruang D201 Teknik Mesin

Menjalani perkuliahan di perguruan tinggi terutama Institut memang memiliki rutinitas yang cukup padat. Hal yang demikian rasanya sebanding dengan harga yang diterima ketika para sarjana dinyatakan lulus dari perguruan tinggi tersebut. Diterima di perusahaan besar dan ternama di negeri sendiri adalah impian bagi hampir seluruh sarjana yang telah merayakan kelulusannya. Tentu saja dengan harapan mendapatkan pengalaman serta honor yang lebih ketika bekerja disana.

Sangat beruntung, siang ini, 25 Sepember 2015, Mahasiswa Teknik Mesin FTI ITS mendapatkan kunjungan dari alumni-alumni Teknik Mesin M33 untuk berbagi pengalaman serta inspirasi bagi penimba ilmu di Teknik Mesin ITS tercinta ini. Sangat pas memang, di detik-detik akhir  ‘menjemput’ Masyarakat Ekonomi ASEAN para alumni ini menyediakan waktu bagi kami untuk sekedar berbagi pengalaman mereka dan bertukar pikiran dari semua aspirasi yang kami ajukan. Meskipun di awal waktu jumlah peserta yang datang hanya segelintir saja, tetapi ketika memasuki inti acara peserta sudah memenuhi ruangan Talkshow saat itu. Yah. Meskipun terkesan sangat padat kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan mahasiswa Teknik Mesin, meluangkan waktu seperti ini memang sangat perlu untuk dipertimbangkan. Karena memang kebutuhan mahasiswa saat ini tidak hanya sekadar teori dalam kelas melainkan perlu mengetahui dengan cukup jelas seperti apakah medan yang akan mereka hadapi nantinya selepas dari bangku perkuliahan. Dari sekian pembicara yang hadir, hampir semuanya berlatar belakang pekerjaan yang berbeda. Mulai dari Presiden Direktur PT Medco Biodaya Nusantara, Bapak Didik Ari Purwanto, Kepala Bengkel Auto2000 Bapak Brantas Manunggal Wibowo, Bapak Iman Supriyono yang sejak awal perkuliahan mengambil jalur entrepreneurship dansekarang sebagai owner SNF Consuling serta ada juga Bapak Kholis yang sepertinya menjadi engineer sejati, menjadi tim maintenance di suatu perusahaan ternama.

gambar 2 : Suasana peserta Talkshow alumni M33

Beberapa hal yang disampaikan Pak Iman menjawab pertanyaan dari peserta diantaranya adalah menyangkut tentang jenis keprofesian di dunia kerja, nasionalisme dalam dunia kerja, serta kepribadian yang ideal bagi seorang mahasiswa.  Berkaitan dengan jenis keprofesian di dunia kerja Pak Iman menggambarkan ada 2 tipe keprofesian sarjana teknik yaitu Praktisi dan Peneliti/Ilmuan. Perbedaannya adalah pada kerja yang dihasilkan, praktisi seperti dicontohkan adalah kepala Bidang Bengkel pada satu perusahaan maka hasil kerjanya dapat dilihat dari seberapa besar produktifitas bengkel yang ia pimpin, sedangkan peneliti/ilmuan dibutuhkan oleh praktisi sebagai jalan untuk memaksimalkan produktifitas. Penjelasan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta tentang penting tidaknya melanjutkan studi S2, beliau menambahkan bahwa studi S2 lebih mengarah pada jenis keprofesian peneliti/ilmuan Menanggapi pertanyaan selanjutnya mengenai isu-isu nasionalisme dalam dunia kerja,.Dalam mengulas isu ini Pak Iman juga menambahkan mengenai pentingnya semangat nasionalisme dalam dunia kerja. Beliau mengatakan bahwa meskipun Indonesia adalah salah satu Negara G20 (20 Negara dengan pendapatan perkapita tertinggi) namun sebagian besar adalah imbas dari pesatnya perusahaan asing di Indonesia, sehingga beliau menghimbau kepada para peserta untuk berani bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing. Beliau menceritakan kekhawatirannya akan masa depan bangsa indonesia yang bisa jadi akan bernasib sama seperti suku Indian di Amerika dan Aborigin di Australia yang kalah oleh bangsa asing di tanahnya sendiri.

Rasanya banyak sekali ilmu yang di dapatkan bagi kami sebagai Mahasiswa Teknik mesin, mulai dari cara memimpin yang di tunjukkan oleh Bapak Didik selaku Presiden Direktur serta apa saja yang dibutuhkan dalam kepemimpinan suatu perusahaan. Beliau pun menjelaskan bahwa meniti karir di dunia industri tidaklah sama dengan sekedar mencari uang untuk kebutuhan hidup. Karena karir itu perlu dibangun atas kepercayaan dan segala ilmu yang dibutuhkan untuk membangun bisnis atau perusahaan itu.  Di lain sisi, Bapak Brantas selaku kepala Bengkel Auto2000 menjelaskan, ternyata jika kita ingin menjadi seorang karyawan di suatu perusahaan tidak perlu untuk menempuh kuliah hingga S2, karena dari pihak perusahaan telah menyediakan semacam perangkat untuk sistem penaikan golongan bagi karyawan yang bekerja disana. Begitu pula pak Kholis, beliau juga menyampaikan jika kita menjadi karyawan ataupun Manager suatu divisi Maintenance maka sebagai Engineer kita harus siap 24 jam nonstop. Bagaimana tidak, karena mesin nya bekerja secara kontinyu yang artinya jika berhenti adalah suatu kerugian bagi perusahaan.  Adapun pak Iman Supriyono, selain menjadi pembicara beliau juga yang membawakan acara talkshow alumni ini dengan menyenangkan. Perjalanan hidup beliau mungkin bagi sebagian orang dianggap ‘nyeleneh’ sebagai engineer karena ia mengawali karirnya dengan berwirausaha hingga sekarang. Bahkan beliau menikah di usia yang cukup muda saat itu. Apa yang disampaikan beliau pun sesuai dengan apa yang beliau jalani, bahwa persaingan kita ini bukan kalah di pengetahuan atau apapun lainnya tetapi dalam dunia industri ataupun perdagangan kita selalu kalah dalam hal disiplin. Berdaya saing tinggi nampaknya belum kita miliki sebagai warga dunia yang bersaing secara global.


Suasana yang dibawa dengan keakraban sejak awal acara, membuat peserta dan pembicara tampak cukup akrab. Banyak dari peserta yang antusias serta memberikan tanggapan berupa pertanyaan.  Acara yang terselenggara atas koordinasi dari Ikatan Alumni ITS komisariat Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITS dan Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Mesin Teknik Mesin ITS ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk meniti Kehidupan pasca jenjang strata yang pada akhirnya tujuan akhirnya sama untuk memajukan Negara Indonesia di mata dunia. (/mm)



0 tanggapan:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲