Newest Post

Kuliah Tamu : Operational Excellent in Service and Manufacturing Company

| Jumat, 04 Desember 2015
Baca selengkapnya »


Kuliah Tamu : Operational Excellent in Service and Manufacturing Company


 
 gambar I : Pemberian plakat oleh jurusan Teknik Mesin

Senin (30/11) kampus Mesin kembali mengadakan kuliah tamu dari alumni Teknik Mesin. Beliau adalah Bapak Djoko Santoso, alumni Teknik Mesin angkatan 1994 (M37). Bertempat di ruang D-303 Jurusan Teknik Mesin kuliah tamu tersebut dimulai pada pukul 10.00 WIB hingga selesai pada pukul 12.30 WIB.

Berbeda dari biasanya, tema kuliah tamu kali ini tidak berkaitan langsung dengan materi pembelajaran di Teknik Mesin. Meskipun demikian kuliah tamu dengan judul “Continues Improvement Culture (Kaizen, Lean & Lean Six Sigma) to support operational excellent in service and manufacturing company” ini tetap berjalan dengan penuh antusiasme para peserta.

Mengawali kuliah tamunya Pak Djoko menyampaikan hasil survey dari BMGI yaitu suatu organisasi dunia yang melakukan survey terhadap 500 CEO perusahaan di dunia, mengenai 10 masalah terbesar dalam bisnis. Kesepuluh masalah tersebut diantaranya adalah; Ketidakpastian, Globalisasi, Inovasi, Regulasi, Teknologi, Keberagaman, Kompleksitas, Informasi berlebih, Supply chain, dan yang terakhir Strategic thinking & problem solving.

 gambar II : Suasana kuliah tamu tampak belakang

Menghadapi masalah kesepuluh tersebut, saat ini banyak perusahaan yang telah mengembangkan Operational Excellent sebagai penyelesaian atas permasalahan tersebut. Banyak diantara perusahaan-perusahaan tersebut menjadikan Operational Excellent sebagai standar bagi para manajer-manajer dan direkturnya. Melalui pendidikan formalnya di bidang Manajemen dan pendidikan informalnya pada Lean Six Sigma tingkat Black Belt, Pak Djoko menyadari akan pentingnya Operational Excellent dalam menjawab berbagai tantangan perusahaan.

 gambar III : Suasana kuliah tamu tampak samping

Melalui Operational Excellent yang dibarengi dengan budaya Continues Improvement akan mempersempit kesempatan datangnya Kompetitor-kompetitor perusahaan. Untuk mencapai Operational Excellent tersebut terdapat beragam metode yang beliau sebut dengan Driver of Operational Excellent, diantaranya adalah PDCA/Kaizen, Lean Metodology, Lean Six Sigma, Project Management, dan Design for Six Sigma. PDCA atau Plan-Do-Check-Action adalah salah satu metode praktis yang dapat menghasilkan Continues Improvement sehingga akan tercapai Operational Excellent. Begitupun juga keempat driver yang lain tujuannya adalah meningkatkan evisiensi, menghilangan residu/waste evaluating dan lain-lain.

 Gambar IV: Suasana kuliah tamu tampak depan

Mengakhiri kuliah tamunya Pak Djoko menekankan betapa berharganya suatu Operational Excellent sehingga pada puncak karirnya di PT. Philips Indonesia sebagai Improvement Manager beliau keluar untuk meniti karir sebagai seorang konsultan di bidang tersebut. Hingga kini beliaupun terus mengembangkan ilmunya dengan mendirikan Lean Six Sigma-Indoacademy./(muh)

Kuliah Tamu : Operational Excellent in Service and Manufacturing Company

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Jumat, 04 Desember 2015
With 0tanggapan

(GRAND LAUNCHING) BULETIN DIMENSI EDISI 1 (NOVEMBER 2015)

| Senin, 30 November 2015
Baca selengkapnya »
 
(GRAND LAUNCHING) BULETIN DIMENSI NOVEMBER 2015



Telah terbit buletin dimensi edisi pertama dengan
isi kegiatan-kegiatan yang ada di Teknik Mesin FTI ITS hingga bulan November 2015.
Terimakasih atas dukungannya! Silahkan dinikmati.


 download di sini

(GRAND LAUNCHING) BULETIN DIMENSI EDISI 1 (NOVEMBER 2015)

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Senin, 30 November 2015
With 0tanggapan
Tag :

Pentingnya "Process Safety Management(PSM)" untuk Pabrik

| Selasa, 27 Oktober 2015
Baca selengkapnya »


 Pentingnya "Process Safety Management(PSM)" untuk Pabrik


gambar I : Pemateri sedang mengisi materi

Kuliah Tamu kembali diadakan di Jurusan Teknik Mesin FTI ITS pada tanggal 21 Oktober 2015, bertempat di ruang D201 jurusan Teknik Mesin.  Acara yang terselenggara  berkat koordinasi dari Ikatan Alumni ITS, komisariat Mesin Jurusan Teknik Mesin ITS dan Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Mesin Teknik Mesin ITS kali ini bertemakan Process Safety Management (PSM) in Commercial Explosive Manufacturing. Pemateri dari kuliah tamu ini yaitu dari angkatan M31, Bapak Indra Prasetya yang sekarang bekerja di PT. Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) sebagai Operations Manager  dan juga dimoderatori langsung oleh Kajur Teknik Mesin yang baru terpilih kembali yaitu Bapak Bambang Pramujati.

 gambar II : Suasana saat materi berlangsung


Kuliah tamu dimulai pukul 10.00 WIB, diawal sebelum penjelasan materi oleh Bapak Indra diputar video yang berhubungan dengan Process Safety Engineering. Setelah itu sebelum masuk materi beliau menjelaskan perbedaan science dengan engineering. Perbedaanya adalah engineering sebagai subjek sedangkan science sebagai objek, engineering ada untuk merealisasikan science agar lebih meminimalisir atau mengefisienkan dari kesalahan. Diawal kuliah juga beliau berpesan kepada peserta khususnya mahasiswa agar dikampus jangan hanya kuliah saja melainkan membuka cakrawala apa itu kuliah. Dimateri pertama beliau menjelaskan tentang perbedaan perusahaan explosive manufacturing tentang pengolahan dari senyawa NHO dengan perusahaan pupuk. Perbedaannya yaitu kalau perusaan explosive manufacturing memanfaatkan O-nya sedangkan yang dimanfaatkan perusahaan pupuk adalah N. Beliau menjelaskan bahwa nama senyawa yang digunakan untuk process explosive manufacturing adalah Ammonium Nitrate (AN) dengan authorished name-nya yaitu Anopril. PT. Kaltim Nitrate Indonesia, tempat beliau bekerja dimiliki sahamnya oleh perusahaan yang sudah memiliki nama dalam bidang manufacturing yaitu Orica sebanyak 49% dan dimiliki 51% sahamnya lagi oleh perusahaan pribumi Armindo. Orica sendiri memiliki kepentingan dalam Teknologi AN, pengalaman operasi yang berpengalaman, pabrik AN,  akses pendanaan, dan akses eksplisit jika dibutuhkan. Sedangkan di Armindo memiliki kepentingan yaitu memiliki pengalaman distribusi selama lebih dari 20 tahun, kelengkapan perizinan untuk distribusi, dan memiliki pemahaman lebih tentang seluk beluk budaya Indonesia. PT. KNI memiliki teknologi dari Uhde Gmbh, Germany dan memliliki visi menjadi produsen AN Kelas dunia yang terbaik dan menjadi pemasok AN pilihan para pengguna akhir. Ada tiga pilar pengelolaan pabrik yaitu procedures, people, dan plant lalu harus terdapat keseimbangan antara safety, quality, dan cost. Perusahaan pertama di Indonesia yang memenuhi ketentuan Major Hazard Facility / Potensi Bahaya Besar ini memiliki alur business flow, yaitu, dari udara diproses didalam Nitric Acid Plant, lalu terbentuk dua senyawa yaitu NH3 dan HNO3, setelah itu kedua senyawa tersebut kembali diproses ke AN Plant Wet Section menjadi bentuk NH4NO3 Kemudian kembali melewati proses AN Plant dry section, lalu ke bagging plant dan terakhir diteruskan ke truk.

gambar III : Suasana kelas tampak depan

Pada Materi kedua Bapak Indra menjelaskan bagaimana process safety Management (PSM), diawal beliau memperlihatkan slide yang berisi beberapa kejadian kesalahan proes keamanan pada perusahaan sehingga mengakibatkan fatality (korban jiwa) yang tidak sedikit. Bebarapa contoh kasusnya seperti Tragedi Bhopal, India tahun 1984 yang mengakibatkan 1.754 meninggal dunia dan 100.000 lebih mengalami luka-luka, lalu karena tragedi tersebut muncul aturan mengenai Center for Chemical Process Safety (CCP’s) yang dipergunakan sampai sekarang sebagai tinjauan untuk keamanan proses kimia pada pabrik. Kejadian lainnya yaitu pada tragedi Flixbrough tahun 1977 mengakibatkan 28 korban jiwa dan tragedi Pipes Alpha tahun 1988 dengan korban jiwa 167 serta mengalami kerugian materiil lebih dari 1 juta US Dolar. Setelah menjelaskan sejarah tragedi karena kesalahan proses engineering, beliau menjelaskan tiga hal penting dalam PSM yaitu harus mampu mengidentifikasikan resiko, menganalisa resiko, dan mengontrol resiko. Ketiga hal tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Lalu dalam PSM ada beberapa hal yang akan selalu dipertanyakan dan dinyatakan yaitu seperti Focused on, prevertion on, preparadness of, mitigation of, respons to.

 
gambar IV : Penyerahan plakat dari panitia ke pemateri

Diakhir sesi Bapak Indra kembali menampilkan video yang kali ini menayangkan hasil dari explosive manufacturing ketika diledakan. Dengan diiringi musik yang pas dengan shoot di videonya membuat paduan tontonan yang menarik. Terakhir, beliau kembali berpesan kepada peserta bahwa harus berhati-hati dalam melakukan apapun di dunia ini karena “1 fatality lahir dari 10.000 anomali”./hnp

Pentingnya "Process Safety Management(PSM)" untuk Pabrik

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Selasa, 27 Oktober 2015
With 0tanggapan

Mandiri dari Modernisasi Pihak Asing

| Jumat, 09 Oktober 2015
Baca selengkapnya »
Mandiri dari Modernisasi Pihak Asing


                                                                          sumber : merdeka.com

Indonesia merupakan negara Kepulauan, beribu-ribu pulau baik yang ada namanya maupun yang belum diberi nama berjajar dari barat Sabang sampai timur Merauke dari selatan Kepulauan Rote sampai utara Pulau Miangas. Negara yang sudah diakui Internasional secara de facto maupun de yure ini sudah merdeka per tanggal 17 Agustus 1945. Tetapi banyak opini dari rakyatnya sendiri mempertanyakan status kemerdekaan Indonesia sebenarnya, apakah memang benar Indonesia sudah merdeka? Bukan hanya dari kalangan bawah yang terus mengkritisi kebijakan-kebijakan yang punya kuasa, tetapi dari kalangan atasnya sendiri sadar akan pertanyaan tersebut, pertanyaan yang terus menghantui Indonesia di usia yang sudah berumur 70 tahun.

Kemerdekaan berarti bebas dari segala hal yang mengancam, kemerdekaan memiliki arti sejahtera, kemerdekaan berarti berdiri diatas kaki tangan sendiri. Jika kita berkaca pada hal tersebut maka akan banyak muncul berbagai aspek yang berkaitan dipikiran kita. Ada dua aspek yang akan dibahas dalam esai ini, yaitu ekonomi dan teknologi negara ini.  Kondisi ekonomi suatu negara sangat berkaitan langsung dengan teknologi negara itu sendiri. Hubungan yang terjadi adalah saling berbanding lurus, semakin baik ekonomi suatu negara maka semakin baik pula teknologinya, sebagai contoh negara Jepang dan Amerika.

Ekonomi tidak akan pernah luput dari kata “finansial”. Jika ditelurusi lebih jauh maka akan muncul pertanyaan, apakah negara Indonesia sudah mandiri secara finansial? Jika berkaca pada utang negara ini kepada IMFdan negara adikuasa, jawabanya sangat jelas belum mandiri. Jika lebih dikhususkan ke masyarakanya, maka jawabannya adalah belum semuanya mandiri secara finansial, memang sudah ada beberapa masyarakat yang sudah mandiri, hanya saja masih banyak yang belum mandiri secara finansial. Kebijakan-kebijakan fiskal suatu negara memang sangat mempengaruhi keadaan ekonomi negara tersebut, tapi jika kita terus mengomentari dan mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah tanpa adanya gerakan dari diri kia pribadi untuk mandiri secara finansial maka itu sama saja seperti pribahasa “tong kosong yang nyaring bunyinya”.

Alur dari mandiri sendiri seharusnya dua arah, ada kesinambungan antara kuasa ke rakyat dan sebaliknya dari rakyat ke pembuat kebijakan maka dengan itu ekonomi negara ini akan semakin menguat. Indonesia saat ini terlihat lebih kesatu arah, yaitu dari pembuat kebijakan ke masyarakat. Ironi terjadi di negara ini karena hanya sekitar 2,5% penduduk yang berorientasi kepada wirausaha . Jika ditelaah, maka akan sangat efektif jika ada pergerakan proaktif dari masyarakatnya sendiri yang ingin mandiri, dengan adanya seperti itu maka alur kesinambungan ini akan berjalan. Salah satu cara pergerakan proaktif dari masyarakat adalah dengan berwirausaha, selain menciptakan keuntungan untuk pribadi, berwirausaha juga memberikan keuntungan lain, menjadikan pengangguran di negara tersebut berkurang, memperkuat nilai rupiah karena berkurangnya pengimporan barang sehingga menjadikan ekonomi negara tersebut kuat. Dengan adanya kebijakan-kebiijakan yang pas dari pemerintah dan adanya kesadaran dari masyarakatnya sendiri bukan tidak mungkin Indonesia menjadi mandiri secara finansial dan menjadi piutang untuk negara lain. 

Teknologi pun tidak luput dari kata “modern”. Dengan kecanggihan teknologi maka akan membuat suatu negara modern. Apakah Indonesia merupakan negara yang sudah modern? Jawabannya sudah jelas belum, justru Indonesia diperbudak modernisasi negara lain, bukan tanpa dasar untuk menjawab seperti itu,  jika dilihat dari kepimilikan handphone, laptop, TV, dan sejenisnya di masyarakat Indonesia, sudah jelas darimana asalnya, Jepang, Korea, Inggris, dan negara yang sudah sering kita lihat di perabotan-perabotan, yaitu China. Suatu ironi pun terjadi ketika pemuda pemudi Indonesia berhasil menjuarai olimpiade Fisika, Komputer, Matematika Internasional tetapi bangsanya sendiri masih ketergantungan dengan teknologi asing.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dengan sumber daya manusia yang berkompeten seharusnya Indonesia sekarang sudah menjadi modern dan Indonesia sekarang sudah menciptakan banyak teknologi yang sangat berpegaruh di dunia. Bukan hal yang jarang kita dengar bahwa ilmuwan dan engineer masih lebih dihargai di negara lain. Bukan hal yang jarang kita dengar pula bahwa moral-moral bangsanya yang menjadi penghambat kemajuan bangsa. Ketidakjujuran seakan menjadi hal yang biasa dari negara ini, Kedisiplan seperti datang tepat waktu hanya sebatas jarkoman belaka, Tindakan yang tidak berkeprimanusiaan seakan terus menjadi headline di media cetak maupun sosial. Memang moral bangsa ini sedang bobrok-bobroknya, tapi apakah kita bisa menyalahkan moral? Tentu saja tidak,  justru yang lebih ditekankan adalah penanaman moral sejak dini.

Pendidikan seharusnya menjadi tulang punggung pengetahuan maupun moral pemuda pemudi disini. Pendidikan yang sekarang lebih mengajarkan tentang pengetahuan dan sedikit moral. Jika kita berkaca pada kondisi saat ini sah-sah saja jika petinggi di negara ini banyak yanng moralnya kurang. Sistem pendidikanIndonesia saat ini pun membentuk pemuda pemudinya untuk selalu bersaing keras menjadi yang terbaik, sehingga banyak siswa siswi yang tertekan karena sistem yang salah ini. Pendidikan yang tidak berdasarkan “passion” atau minat bakat  pelajar lebih banyak ditanam oleh tenaga pendidik agar pelajar harus dapat belajar segala hal sehingga banyak pelajar tertekan lalu memulai kerusakan-kerusakan moral sejak dini, seperti meyontek, tawuran, terpengaruh NAPZA, dan lain hal sebagainya.

Ketika penanaman moral sudah sedikit ditanamkan ditambah tekanan untuk berbuat tidak sesuai moral yang berlaku maka bukan tidak mungkin akan terjadi morale chaos di masa datang. Padahal jika kita telaah, seharusnya sistem pendidikan di Indonesia menyontek Amerika dimana sistem yang dipilih adalah sesuai dengan minat bakat pelajar, sehingga sejak dini sudah diarahin untuk dibidang mana para pelajar memajukan bangsa. Dengan majunya bangsa maka teknologi menjadi maju dan mindset masyarakat Indonesia menjadi modern. Bahkan bukan tidak mungkin negara ini dapat memodernisasikan negara lain. Selain itu, dengan tidak belajarnya semua hal dan hanya berdasarkan minat bakatnya saja, pelajar dapat banyak memiliki waktu luang lalu di waktu luang tersebut pendidik dapat memberikan pelajaran tentang moral kepada pelajar.

                                                                                                                                                                 sumber : kompas.com

Negara yang memiliki masyarakat mandiri secara modern berarti negara tersebut kuat dalam ekonomi dan teknologi. Walaupun negara Indonesia saat ini belum dikatakan seperti itu, tetapi banyak cara agar Indonesia memiliki masyarakat mandiri secara modern. Di kedua paragraf diatas sudah dijelaskan beberapa cara agar Indonesia kuat dalam ekonomi dan reknologi. Hal terpenting dari kedua hal tersebut adanya peraturan yang baik, jelas, tegas, dan beralur dari pemerintah sekaligus kesadaran dari masyarakat akan pentingnya mandiri secara modern. Selain kedua hal penting tersebut, akhirnya persiapan yang paling baik adalah adanya perubahan mindset dari setiap individu masyarakat Indonesia untuk berpikir bahwa Indonesia bisa mandiri secara modern dan merdeka dari pihak asing. /hnp

Mandiri dari Modernisasi Pihak Asing

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Jumat, 09 Oktober 2015
With 0tanggapan
Tag :

Talkshow M33 bagi Almamater untuk Kemajuan Bangsa

| Senin, 28 September 2015
Baca selengkapnya »


Talkshow M33 bagi Almamater untuk Kemajuan Bangsa

 
gambar 1 : Pengisi Talkshow tampak depan di ruang D201 Teknik Mesin

Menjalani perkuliahan di perguruan tinggi terutama Institut memang memiliki rutinitas yang cukup padat. Hal yang demikian rasanya sebanding dengan harga yang diterima ketika para sarjana dinyatakan lulus dari perguruan tinggi tersebut. Diterima di perusahaan besar dan ternama di negeri sendiri adalah impian bagi hampir seluruh sarjana yang telah merayakan kelulusannya. Tentu saja dengan harapan mendapatkan pengalaman serta honor yang lebih ketika bekerja disana.

Sangat beruntung, siang ini, 25 Sepember 2015, Mahasiswa Teknik Mesin FTI ITS mendapatkan kunjungan dari alumni-alumni Teknik Mesin M33 untuk berbagi pengalaman serta inspirasi bagi penimba ilmu di Teknik Mesin ITS tercinta ini. Sangat pas memang, di detik-detik akhir  ‘menjemput’ Masyarakat Ekonomi ASEAN para alumni ini menyediakan waktu bagi kami untuk sekedar berbagi pengalaman mereka dan bertukar pikiran dari semua aspirasi yang kami ajukan. Meskipun di awal waktu jumlah peserta yang datang hanya segelintir saja, tetapi ketika memasuki inti acara peserta sudah memenuhi ruangan Talkshow saat itu. Yah. Meskipun terkesan sangat padat kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan mahasiswa Teknik Mesin, meluangkan waktu seperti ini memang sangat perlu untuk dipertimbangkan. Karena memang kebutuhan mahasiswa saat ini tidak hanya sekadar teori dalam kelas melainkan perlu mengetahui dengan cukup jelas seperti apakah medan yang akan mereka hadapi nantinya selepas dari bangku perkuliahan. Dari sekian pembicara yang hadir, hampir semuanya berlatar belakang pekerjaan yang berbeda. Mulai dari Presiden Direktur PT Medco Biodaya Nusantara, Bapak Didik Ari Purwanto, Kepala Bengkel Auto2000 Bapak Brantas Manunggal Wibowo, Bapak Iman Supriyono yang sejak awal perkuliahan mengambil jalur entrepreneurship dansekarang sebagai owner SNF Consuling serta ada juga Bapak Kholis yang sepertinya menjadi engineer sejati, menjadi tim maintenance di suatu perusahaan ternama.

gambar 2 : Suasana peserta Talkshow alumni M33

Beberapa hal yang disampaikan Pak Iman menjawab pertanyaan dari peserta diantaranya adalah menyangkut tentang jenis keprofesian di dunia kerja, nasionalisme dalam dunia kerja, serta kepribadian yang ideal bagi seorang mahasiswa.  Berkaitan dengan jenis keprofesian di dunia kerja Pak Iman menggambarkan ada 2 tipe keprofesian sarjana teknik yaitu Praktisi dan Peneliti/Ilmuan. Perbedaannya adalah pada kerja yang dihasilkan, praktisi seperti dicontohkan adalah kepala Bidang Bengkel pada satu perusahaan maka hasil kerjanya dapat dilihat dari seberapa besar produktifitas bengkel yang ia pimpin, sedangkan peneliti/ilmuan dibutuhkan oleh praktisi sebagai jalan untuk memaksimalkan produktifitas. Penjelasan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta tentang penting tidaknya melanjutkan studi S2, beliau menambahkan bahwa studi S2 lebih mengarah pada jenis keprofesian peneliti/ilmuan Menanggapi pertanyaan selanjutnya mengenai isu-isu nasionalisme dalam dunia kerja,.Dalam mengulas isu ini Pak Iman juga menambahkan mengenai pentingnya semangat nasionalisme dalam dunia kerja. Beliau mengatakan bahwa meskipun Indonesia adalah salah satu Negara G20 (20 Negara dengan pendapatan perkapita tertinggi) namun sebagian besar adalah imbas dari pesatnya perusahaan asing di Indonesia, sehingga beliau menghimbau kepada para peserta untuk berani bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing. Beliau menceritakan kekhawatirannya akan masa depan bangsa indonesia yang bisa jadi akan bernasib sama seperti suku Indian di Amerika dan Aborigin di Australia yang kalah oleh bangsa asing di tanahnya sendiri.

Rasanya banyak sekali ilmu yang di dapatkan bagi kami sebagai Mahasiswa Teknik mesin, mulai dari cara memimpin yang di tunjukkan oleh Bapak Didik selaku Presiden Direktur serta apa saja yang dibutuhkan dalam kepemimpinan suatu perusahaan. Beliau pun menjelaskan bahwa meniti karir di dunia industri tidaklah sama dengan sekedar mencari uang untuk kebutuhan hidup. Karena karir itu perlu dibangun atas kepercayaan dan segala ilmu yang dibutuhkan untuk membangun bisnis atau perusahaan itu.  Di lain sisi, Bapak Brantas selaku kepala Bengkel Auto2000 menjelaskan, ternyata jika kita ingin menjadi seorang karyawan di suatu perusahaan tidak perlu untuk menempuh kuliah hingga S2, karena dari pihak perusahaan telah menyediakan semacam perangkat untuk sistem penaikan golongan bagi karyawan yang bekerja disana. Begitu pula pak Kholis, beliau juga menyampaikan jika kita menjadi karyawan ataupun Manager suatu divisi Maintenance maka sebagai Engineer kita harus siap 24 jam nonstop. Bagaimana tidak, karena mesin nya bekerja secara kontinyu yang artinya jika berhenti adalah suatu kerugian bagi perusahaan.  Adapun pak Iman Supriyono, selain menjadi pembicara beliau juga yang membawakan acara talkshow alumni ini dengan menyenangkan. Perjalanan hidup beliau mungkin bagi sebagian orang dianggap ‘nyeleneh’ sebagai engineer karena ia mengawali karirnya dengan berwirausaha hingga sekarang. Bahkan beliau menikah di usia yang cukup muda saat itu. Apa yang disampaikan beliau pun sesuai dengan apa yang beliau jalani, bahwa persaingan kita ini bukan kalah di pengetahuan atau apapun lainnya tetapi dalam dunia industri ataupun perdagangan kita selalu kalah dalam hal disiplin. Berdaya saing tinggi nampaknya belum kita miliki sebagai warga dunia yang bersaing secara global.


Suasana yang dibawa dengan keakraban sejak awal acara, membuat peserta dan pembicara tampak cukup akrab. Banyak dari peserta yang antusias serta memberikan tanggapan berupa pertanyaan.  Acara yang terselenggara atas koordinasi dari Ikatan Alumni ITS komisariat Mesin, Jurusan Teknik Mesin ITS dan Departemen Hubungan Luar Himpunan Mahasiswa Mesin Teknik Mesin ITS ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk meniti Kehidupan pasca jenjang strata yang pada akhirnya tujuan akhirnya sama untuk memajukan Negara Indonesia di mata dunia. (/mm)



Talkshow M33 bagi Almamater untuk Kemajuan Bangsa

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Senin, 28 September 2015
With 0tanggapan
Tag : ,
Next Prev
▲Top▲