Newest Post

“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”

| Selasa, 17 Mei 2016
Baca selengkapnya »

Setujukah anda jika “kemanusiaan” menjadi salah satu dasar negara Indonesia?. Bukankah kini dasar negara Indonesia hanya sebatas simbol-simbol yang tidak boleh dilecehkan dengan perkataan. Namun pelecehan yang jauh lebih kejam daripada sekedar kata-kata justru bersama-sama kita lakukan. Mengutip kata Sudjiwo Tejo bahwa masyarakat Indonesia saat ini menilai segala sesuatu hanya dari kata-kata, pelecehan pancasila hanya dianggap pelecehan lewat kata-kata, sementara kebijakan-kebijakan pemerintah yang lebih banyak menguntungkan sebagian golongan daripada keuntungan rakyat Indonesia terjadi begitu saja.

Beberapa saat yang lalu beredar video pengeroyokan terhadap pelaku pencurian kendaraan bermotor di daerah Gebang. Melihat video tersebut, rasanya memang cita-cita kemanusiaan di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Yah.. begitulah kondisi masyarakat kita saat ini, melihat kebenaran atau kesalahan hanya dari apa yang kebanyakan orang percayai dan lakukan. Bukankah sudah ada hukum yang menilai apakah seseorang itu salah dan apa hukumannya. Dengan aksi pencurian tersebut tiba-tiba masyarakat menjadi “sok benar”, merasa berhak atas penganiayaan terhadap pelaku.

Dengan terjadinya peristiwa penganiayaan tersebut, memang sepantasnya kita tidak perlu heran lagi jika tragedi yang menimpa Salim Kancil akan terulang kembali. Kondisi masyarakat yang seperti ini akan sangat menghawatirkan bagi pendidikan moral bangsa.

Mahasiswa seharusnya memiliki peran besar untuk menyelesaikan permasalahan moral dan kesejahteraan sosial ini sebagai wujud dari “Moral force”. Sayangnya, masalah moral kini juga sampai di lingkungan yang dinilai terdidik. Belum hilang dari ingatan kita, peristiwa tawuran yang menyeret nama Teknik Mesin beberapa waktu lalu. Tidak bisa dipungkiri, bahwa peristiwa tersebut merupakan buah dari perilaku amoral yang setiap tahun dipupuk melaluai ajang berlabel pengkaderan.

Sebagai sebuah ajang yang positif, pengkaderan memang dapat memupuk tenggang rasa, memunculkan semangat, mendorong adaptasi hingga menguggah inisiatif. Sayangnya, melalui media-media yang kurang tepat, ajang pengkaderan dapat menjadi pedang bermata dua yang justru memupuk perilaku amoral.

Intinya, sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kemanusaan yang adil dan beradab, bangsa Indonesia harus berusaha bangkit dari keterpurukan moral yang saat ini terjadi. Sebagai mahasiswa, perjuangan kita untuk bisa mencapai kemerdekaan bisa kita lakukan mulai dari hal kecil. Berusaha berperilaku positif terhadap segala hal adalah salah satu contohnya. Marilah kita kawal ajang pengkaderan yang sebentar lagi akan kita jalani, sebagai wujud kepedulian terhadap moral bangsa.(muh)

“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Selasa, 17 Mei 2016
With 0tanggapan
Tag :

PEMUDA REVOLUSIONER PENGGAGAS PERADABAN BANGSA

| Rabu, 11 Mei 2016
Baca selengkapnya »



PEMUDA REVOLUSIONER PENGGAGAS PERADABAN BANGSA


                                                     sumber : tanmalaka.id

 "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda." -Tan Malaka. Suatu kalimat pembuka sekaligus kata-kata bijak yang dikumandangkan oleh salah seorang penggagas peradaban bangsa Indonesia ini sudah cukup menggambarkan apa itu pemuda dan kenapa disebut pemuda. Banyak referensi untuk menggambarkan pemuda itu seperti apa. Walaupun jika dilihat langsung dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka pemuda adalah orang muda laki-laki; remaja; teruna. Kembali ke pernyataan Tan Malaka bahwa idealisme tidak bisa dipisahkan dari pemuda karena idealisme sendiri adalah suatu mutiara yang amat naluriah dimiliki oleh pemuda. Idealisme menurut KBBI adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami.

 Pemuda memilih sistem yang ideal (idealisme) maka menurut pemuda tersebut harus adanya suatu perubahan kearah yang menurut dia positif hingga terjadi suatu kondisi ideal. Perubahan sendiri memiliki kesamaan arti dengan revolusi. Jika seperti itu orang yang melakukan perubahan disebut revolusioner dan itulah pemuda sejatinya. Arti kata revolusi dalam KBBI adalah perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yang dilakukan dengan kekerasan (seperti dengan perlawanan bersenjata). Apa yang menurut pemuda itu harus direvolusi belum tentu baik bagi pemuda lainnya sehingga timbul masing-masing ego dari beda pemikiran ini (chaos). Saat ini, suatu kerusakan di suatu negara banyak terjadi akibat dari perbedaan merevolusi sistem oleh para pemudanya.

                                      sumber :www.siperubahan.com

Sebelum merevolusi suatu kondisi maka pemuda harus mampu menggagas untuk output yang jelas dan nyata hingga nantinya akan memberikan dampak yang berbeda dari suatu kondisi sebelum pemuda itu menggagas. Arti kata gagas sendiri adalah memikirkan sesuatu sedangkan arti dari penggagas adalah  pemikir atau pencetus gagasan. 

Terdapat dua hal pokok yang harus dimiliki manusia untuk menggagas suatu perubahan yaitu evaluasi dan solusi yang nantinya akan dititikberatkan dalam esai ini. Sebelum menitikberatkan kedua hal tersebut maka dua kata terakhir dalam tema juga harus dipahami yaitu “peradaban bangsa”. Jika kita berbicara peradaban bangsa, kita bukan lagi bicara tentang, desa, kota, bahkan provinsi. Seminimal mungkin batasan dari suatu kata bangsa adalah suatu negara. 

Karena menurut KBBI salah satu arti dari bangsa adalah  kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Jika kita menitikberatkkan pada dua kata terakhir yaitu berpemerintahan sendiri maka bangsa yang dimaksud adalah negara yang memiliki suatu sistem yang menurut penggagas sistem tersebut sudah ideal. Sedangkan, peradaban dalam KBBI memiliki dua arti, yang pertama yaitu kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin dan arti yang kedua yaitu hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peradaban bangsa adalah kemajuan kecerdasan maupun kebudayan (nilai sosial) yang dimiliki oleh suatu pemerintahan yang dalam hal ini adalah negara.

Evaluasi sama artinya dengan penilaian. Jika ingin menilai kita harus tahu segala hal terkait penggambaran objek yang akan kita nilai. Hal yang paling umum dalam melakukan penggambaran suatu keadaan adalah dengan metode 5W 1H (what, where, why, when, who, how). Penilaian sendiri berasal dari kata dasar nilai. Jika dihubungkan dalam suatu peradaban bangsa maka nilai yang dimaksud adalah nilai sosial. Nilai sosial dalam sosiologi bersifat abstrak karena nilai tidak dapat dikenali dengan panca indra. Nilai hanya dapat ditangkap melalui benda atau tingkah laku yang mengandung nilai itu sendiri. Nilai (value) mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu benar (mempunyai nilai kebenaran), indah (nilai keindahan/estetik), dan religius (nilai ketuhanan). 


Adapun menurut pakar sosiologi dunia, Walter G. Everent, nilai sosial dibagi menjadi lima bagian. Yang pertama adalah nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar. Yang kedua adalah nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada waktu senggang, sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani. Yang ketiga adalah nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional. Yang keempat adalah nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi jasmani seseorang. Dan yang terakhir adalah nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri. 

Maka sudah seharusnya kelima nilai sosial tersebut itu nantinya menjadi dasaran untuk mengevaluasi suatu kebijakan, dimana dalam suatu peradaban bangsa maka kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan pemerintahan tersebut. Menurut, Howlet dan Ramesh (1995) dalam William Dunn, ada tiga macam Evaluasi Kebijakan. Yang pertama yaitu,  evaluasi administratif yang berkenaan dengan evaluasi sisi administratif – anggaran, efisiensi, biaya – dari proses kebijakan di dalam pemerintah, yaituEffort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang dikembangkan oleh kebijakan,  Performance evaluation, yang menilai keluaran (output) dari program yang dikembangkan oleh kebijakan,  Adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation, yang menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah ditetapkan,  Efficiency Evaluation, yang menilai biaya program dan memberikan penilaian tentang keefektifan biaya tersebut, dan terakhir  Process Evaluation, yang menilai metode yang dipergunakan oleh organisasi untuk melaksanakan program.
 
Evaluasi yang kedua adalah evaluasi judisial, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan hukum tempat kebijakan diimplementasikan, termasuk kemungkinan pelanggaran terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan administrasi negara, hingga hak asasi manusia. Dan evaluasi yang terakhir adalah  evaluasi politikyaitu menilai sejauh mana penerimaan konstitusi politik terhadap kebijakan publik yang diimplementasikan.


Solusi yang dalam KBBI adalah penyelesaian; pemecahan (masalah dan sebagainya); jalan keluar. Ketika di paragraf kedua sudah dijelaskan teori berbagai hal mengenai nilai-nilai apa yang harus dievaluasi dan apa saja hal-hal yang menjadi bahasan pokok evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah dengan memberi solusiagar apa yang sudah dievaluasi tidak kembali terulang sehingga terjadi sebuah revolusi gagasan. Tetapi tidak semua evaluasi memiliki solusi dan nantinya kita hanya menyianyiakan waktu untuk mencari solusi dari evaluasi yang tanpa solusi. Seperti kata Ajahn Brahmavamso Mahathera yang dikenal dengan nama panggilan Ajahn Brahm seorang Bhiksu Budha Theravāda (mahzab tertua agama Buddha yang masih bertahan) bahwa  "Berapa banyak waktu dalam hidup yang kita sia-siakan karena mengkhawatirkan sesuatu yang, pada saat itu, tak memiliki solusi, dan karena itu, bukanlah sebuah masalah?". Oleh karena itu, hal pokok dan yang utama sekaligus awalan dalam pemberian solusi adalah kita harus tahu apakah evaluasi tersebut ada solusinya. 
Langkah selanjutnya adalah dengan inovasi, inovasi muncul dalam kondisi berbagai macam entah ketika disengajakan brainstorming dengan kawan dalam rapat atau ketika sedang melamun sendirian menikmati bintang di malam hari. Banyak hal terkait kemunculan inovasi, tapi untuk melatih diri kita inovatif adalah dengan mencari sebanyak-banyaknya referensi seperti dari buku biografi tokoh yang berpengaruh dunia, buku ideologis, radio, televisi, koran, maupun dari dunia maya (internet). Dan langkah ketiga yang katanya membedakan pemuda di negara Indonesia dengan pemuda di negara China adalah besarnya implementasi / aplikasi dari solusi tersebut. Ketika pewacanaan sudah baik, ketika sumber daya pemudanya sudah mumpuni untuk melakukan suatu revolusi, ketika gagasan sudah perfect, lalu apakah akan terjadi jika totalitas dan loyalitas pengaplikasian terhadap solusi itu hanya 50%? Atau bahkan hanya 24%?. Dan langkah terakhir seperti di paragraf awal, kalimat awal, dan kata awal yaitu “idealisme”, sanggupkah para pemuda mempertahankan itu, sanggupkah para pemuda menjaga kemewahan terakhir itu. Jika sanggup maka revolusi gagasan terhadap peradaban bangsa akan amat pasti terjadi. (hnp)

PEMUDA REVOLUSIONER PENGGAGAS PERADABAN BANGSA

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Rabu, 11 Mei 2016
With 0tanggapan
Tag :

Nurul Amin Kahir: 'Kesuksesan Dimulai Dengan Amanah dan Tepat Janji'

| Rabu, 04 Mei 2016
Baca selengkapnya »

Profil Alumni

Nurul Amin Kahir

“Kesuksesan Dimulai Dengan Amanah dan Tepat Janji”

                                                             Penyerahan kenang-kenangan kepada Pak Nurul

PT Lintech Duta Pratama (LINTECH) merupakan salah satu perusahaan swasta yang terletak di Kawasan Wirajatim Industrial Estate Jawa Timur. Dikutip dari situsnya, PT LINTECH merupakan salah satu perusahaan yang mencakup berbagai bidang, diantaranya Mechanical, Electrical, Civil, dan Instrumentation Engineering. PT LINTECH sendiri sekarang merupakan perusahaan besar di Jawa Timur dengan omzet mencapai milyaran rupiah  dan aset yang mencapai triliunan. Namun siapa sangka dibalik nama besar dan kesuksesan perusahaan yang juga sering memberikan sponsor untuk kegiatan di Teknik Mesin ITS ini terdapat nama seseorang alumni Teknik Mesin ITS yang mengawali berdirinya perusahaan ini.

Dari sekian banyak alumni Teknik Mesin saat ini, kawan DIMENSI dan teman-teman dari HUBLU HMM akhirnya mendapat kesempatan untuk dapat bertemu dan berbincang dengan salah satu pendiri sekaligus direktur dari PT LINTECH. Beliau adalah Nurul Amin Kahir atau yang akrab dipanggil Pak Nurul. Beliau merupakan salah satu dari sekian alumni  Teknik Mesin ITS yang berhasil menggapai kesuksesan yang gemilang. Pak Nurul merupakan alumni Teknik Mesin ITS tahun 1989 angkatan M32.

Perjalanan hidup beliau hingga mencapai kesuksesan seperti  saat ini diawali ketika masa beliau masih berkuliah di kampus Mesin ITS. Saat itu, semasa kuliah, berbeda dengan kebanyakan mahasiswa yang dibiayai penuh orang tuanya, beliau sudah memulai mengembangkan kemampuan wirausahanya dengan menjalankan berbagai macam usaha, salah satunya pada bidang komputer. Tentu kemampuan wirausaha beliau juga tak luput dari latar belakang orang tua beliau yang merupakan pedagang.  Beliau sendiri menempuh masa kuliahnya selama 4 tahun untuk mejadi sarjana Teknik Mesin ITS.

Hublu HMM berfoto bersama Pak Nurul


Saat mulai merintis karir sebelum mendirikan LINTECH, beliau sempat bekerja di IKPT sebagai cost control, tidak lama kemudian beliau mendapat tawaran untuk bekerja di PT Freeport Indonesia sebagai Sr. Mech.Engineer hingga keluar pada September 1999. Selama berkarir di PT Freeport inilah beliau banyak belajar maintanance dan manajemen, sehingga memperkuat pondasi beliau untuk merintis perusahaan beliau sendiri. Selama 6 tahun 7 bulan bekerja di PT Freeport Indonesia, beliau merasa bahwa peran PT Freeport untuk Indonesia masihlah kurang. Menurut beliau, PT Freeport hanya bekerjasama dengan perusahaan luar negeri. Hal itulah yang mendorong beliau untuk keluar dari PT Freeport Indonesia dan kembali lagi ke Jawa Timur untuk kemudian mendirikan PT LINTECH.

Beliau yang saat itu keluar dari PT Freeport Indonesia bertemu dengan teman kuliahnya dan bersama-sama mendirikan PT LINTECH. Pada awal pendirian PT LINTECH, beliau sempat mendapat tawaran proyek dari PT Petrokimia Gresik untuk membuat ship loader dengan nilai transaksi mencapai 1,5 milyar rupiah. Dalam proyek pertamanya, PT LINTECH sempat menyelesaikan desain ship loader meskipun akhirnya gagal mendapatkan proyek tersebut dan menjadikannya sebagai pembelajaran dan pengalaman. Proyek pertama yang dikerjakan oleh PT LINTECH adalah proyek pembuatan spareparts bernilai 60 juta rupiah. 

Pak Nurul berkata dari proyek tersebut beliau membangun bisnisnya dan menjalin kepercayaan kepada customer. “Modal utamanya, ya.. amanah dan tepat janji.” Terang beliau kepada kawan DIMENSI. Dalam masa merintis perusahaannya beliau selalu berusaha untuk amanah dan menepati janji kepada customernya. Terbukti, saat ini PT LINTECH berkembang menjadi perusahaan besar dengan sekitar 500 orang karyawan dan beraset Trilyunan rupiah. Bahkan saat ini banyak customer PT LINTECH yang berasal dari luar negeri.

Di akhir percakapan beliau berpesan kepada mahasiswa mesin agar belajar dengan sungguh-sungguh serta kuliah dengan jujur dan amanah. Beliau berkata bahwa lebih baik nilai pas-pasan namun hasil usaha sendiri, daripada nilai baik namun bukan hasil usaha sendiri. Karena dari amanah dan kejujuran itulah akan terbentuk sarjana tangguh yang mampu merangkai kesuksesannya. (wib/img)

Nurul Amin Kahir: 'Kesuksesan Dimulai Dengan Amanah dan Tepat Janji'

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Rabu, 04 Mei 2016
With 0tanggapan
Tag :
Next Prev
▲Top▲