Newest Post

Asal - Usul OSPEK

| Sabtu, 14 Desember 2013
Baca selengkapnya »

MERDEKA.COM. Orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) kembali mencoreng dunia pendidikan. Alih-alih untuk perkenalan mahasiswa baru dengan senior, Ospek justru menjadi ajang kekerasan. Tercatat beberapa nyawa melayang dalam kegiatan perpeloncoan itu.

Baru-baru ini Ospek kembali menjadi sorotan setelah mahasiswa Institut Teknik Nasional (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya tewas. Fikri kala itu mengikuti Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 12 Oktober 2013.

Melihat sejumlah fakta, ironis rasanya jika Ospek tetap dilakukan. Sebenarnya sejak kapan Ospek menjadi tradisi di kampus-kampus? Apakah memang dari dahulu kegiatan itu identik dengan kekerasan?

Memang ada beberapa versi yang mengulas mengenai asal usul Ospek. Pertama, kegiatan itu bermula dari Universitas Cambridge, Inggris. Mayoritas mahasiswa di sana datang dari keluarga terhormat, sehingga sulit untuk diatur dan cenderung bertindak seenaknya.

Merasa memiliki kekuatan, para senior membuat aturan setiap mahasiswa baru harus diplonco. Tujuannya agar para junior hormat. Di Indonesia sendiri dikabarkan tradisi itu dimulai sekitar tahun 1950-an.

Jika menelisik lebih ke belakang, versi lain menyebutkan Ospek ini sudah ada sejak Zaman Kolonial dulu, tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Kemudian terus berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942). Sekarang STOVIA dan GHS menjadi FKUI Salemba.

Sekarang ini Ospek sudah menjadi menu wajib yang harus dilahap para mahasiswa baru, walaupun tidak semua kampus masih mempertahankannya. Tapi sayangnya kegiatan lebih diisi dengan hal-hal negatif. Intinya, untuk membuat para senior puas.

Meski muncul sejumlah reaksi keras, namun kenyataannya Ospek justru menjalar sampai tingkat SMA dan SMA. Terkadang dilakukan oleh kakak kelas tanpa diketahui pihak sekolah. Biasanya kegiatan ilegal itu terbongkar setelah ada korban. Miris.

Kini, sudah saatnya kegiatan Ospek yang menonjolkan kekerasan dihentikan, tak perlu lagi menunggu adanya korban jiwa. Jika ini dibiarkan tentu saja kualitas pendidikan di Tanah Air akan mendapat sorotan negatif. (yahoo)

Asal - Usul OSPEK

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Sabtu, 14 Desember 2013
With 0tanggapan
Tag :

Ngaca dulu deh...

| Jumat, 13 Desember 2013
Baca selengkapnya »


Ngaca dulu deh, ngaca dulu deh
Ngaca ngaca dulu deh

Penggalan lagu karya Eka Gustiwana tersebut mungkin tidak bermakna apa-apa bagi kita yang hanya mendengarkan penggalan itu saja. Dari judulnya saja sudah pasti itu lagu “hiburan” namun ketika kami mendengarkan lagu tersebut sampai detik terakhir, kami sadar bahwa lagu tersebut memiliki arti yang cukup kuat. Dalam artikel kali ini, teman-teman Dimensi ingin menceritakan sebuah kisah yang paling menarik. Harap disimak ya!

Sebut saja keluarga A, sebuah keluarga yang tinggal di sebuah perumahan yang sudah cukup lama ia tempati. Dari dulu A dan keluarganya cukup pendiam dan tidak pernah terlalu akrab untuk bergaul dengan tetangga-tetangganya.

Suatu saat, keluarga menghebohkan seisi komplek perumahan dengan karya yang mereka buat, yaitu lukisan kehidupan di kompleknya saat ini. Hal tersebut membuat para tetangganya penasaran dan datang untuk melihat. Tidak sedikit ternyata yang memberikan apresiasi atas hasil karya yang mereka buat. Namun, tidak sedikit pula yang berkata bahwa karya mereka terlalu frontal dan menusuk. Sampai akhirnya kabar ini terdengar oleh B, salah satu orang yang cukup dihormati di komplek perumahan itu. Ia dipercaya bisa memberikan panutan atau contoh yang baik bagi orang banyak dan yang terpenting, ia cukup dipandang dari segi kewibawaannya. B yang awalnya diam-diam saja dengan karya lukisan tersebut ternyata bersikap terlalu jauh dibandingkan dengan orang-orang yang mengkritik terlalu frontal tersebut. Ia menyelinap masuk kedalam rumah keluarga A dan mengambil lukisan tersebut dan mengirimnya ke suatu tempat yang tidak diketahui orang lain. Ada yang berpendapat bahwa B merasa lukisan tersebut terlalu terang-terangan. Keluarga A yang awalnya menaruh respect terhadap B menjadi sakit hati akan tindakan B yang tanpa seijin mereka mengambil hasil karya mereka. Bahkan lebih parahnya lagi, tidak ada satu kata minta maaf pun yang keluar dari mulut B atas tindakannya yang sudah memasuki halaman rumah orang lain tanpa ijin. Ya memang walaupun lukisan tersebut menuai kontroversi dan mungkin saja B takut bahwa kompleknya dibilang jelek oleh orang luar yang menurut kami sangat diperlukan juga untuk menjaga sebuah citra, namun alangkah baiknya ketika B meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Dari cerita diatas, keluarga A memang sudah tidak memerlukan permintaan maaf lagi karena mereka berpikir yang lalu biarlah berlalu dan yang terpenting, kejadian tersebut tidak membuat keluarga A putus semangat untuk terus berkarya.
Dari cerita kami diatas, yang ingin kami sampaikan adalah betapa pentingnya kita bercermin pada diri sendiri sebelum kita memberikan contoh kepada orang lain. Kita mengajarkan orang lain untuk ber-etika, namun kita sendiri masih lupa akan apa arti dari etika tersebut. Seperti lagu tersebut, itu bukanlah sebuah sindiran semata, itu sebuah tamparan untuk menyadarkan kita agar bercermin terlebih dahulu sebelum mengajarkan orang sesuatu.
Jadi, yuk kita sama-sama jaga attitude kita dengan baik agar bisa menjadi contoh untuk sesama. Bukankah kita menginginkan orang yang mejadikan kita panutan lebih baik dari kita? (dimensi)

Ngaca dulu deh...

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Jumat, 13 Desember 2013
With 0tanggapan
Tag :
Next Prev
▲Top▲