Newest Post

Asal - Usul OSPEK

| Sabtu, 14 Desember 2013
Baca selengkapnya »

MERDEKA.COM. Orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) kembali mencoreng dunia pendidikan. Alih-alih untuk perkenalan mahasiswa baru dengan senior, Ospek justru menjadi ajang kekerasan. Tercatat beberapa nyawa melayang dalam kegiatan perpeloncoan itu.

Baru-baru ini Ospek kembali menjadi sorotan setelah mahasiswa Institut Teknik Nasional (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya tewas. Fikri kala itu mengikuti Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 12 Oktober 2013.

Melihat sejumlah fakta, ironis rasanya jika Ospek tetap dilakukan. Sebenarnya sejak kapan Ospek menjadi tradisi di kampus-kampus? Apakah memang dari dahulu kegiatan itu identik dengan kekerasan?

Memang ada beberapa versi yang mengulas mengenai asal usul Ospek. Pertama, kegiatan itu bermula dari Universitas Cambridge, Inggris. Mayoritas mahasiswa di sana datang dari keluarga terhormat, sehingga sulit untuk diatur dan cenderung bertindak seenaknya.

Merasa memiliki kekuatan, para senior membuat aturan setiap mahasiswa baru harus diplonco. Tujuannya agar para junior hormat. Di Indonesia sendiri dikabarkan tradisi itu dimulai sekitar tahun 1950-an.

Jika menelisik lebih ke belakang, versi lain menyebutkan Ospek ini sudah ada sejak Zaman Kolonial dulu, tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Kemudian terus berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942). Sekarang STOVIA dan GHS menjadi FKUI Salemba.

Sekarang ini Ospek sudah menjadi menu wajib yang harus dilahap para mahasiswa baru, walaupun tidak semua kampus masih mempertahankannya. Tapi sayangnya kegiatan lebih diisi dengan hal-hal negatif. Intinya, untuk membuat para senior puas.

Meski muncul sejumlah reaksi keras, namun kenyataannya Ospek justru menjalar sampai tingkat SMA dan SMA. Terkadang dilakukan oleh kakak kelas tanpa diketahui pihak sekolah. Biasanya kegiatan ilegal itu terbongkar setelah ada korban. Miris.

Kini, sudah saatnya kegiatan Ospek yang menonjolkan kekerasan dihentikan, tak perlu lagi menunggu adanya korban jiwa. Jika ini dibiarkan tentu saja kualitas pendidikan di Tanah Air akan mendapat sorotan negatif. (yahoo)

Asal - Usul OSPEK

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Sabtu, 14 Desember 2013
With 0tanggapan
Tag :

Ngaca dulu deh...

| Jumat, 13 Desember 2013
Baca selengkapnya »


Ngaca dulu deh, ngaca dulu deh
Ngaca ngaca dulu deh

Penggalan lagu karya Eka Gustiwana tersebut mungkin tidak bermakna apa-apa bagi kita yang hanya mendengarkan penggalan itu saja. Dari judulnya saja sudah pasti itu lagu “hiburan” namun ketika kami mendengarkan lagu tersebut sampai detik terakhir, kami sadar bahwa lagu tersebut memiliki arti yang cukup kuat. Dalam artikel kali ini, teman-teman Dimensi ingin menceritakan sebuah kisah yang paling menarik. Harap disimak ya!

Sebut saja keluarga A, sebuah keluarga yang tinggal di sebuah perumahan yang sudah cukup lama ia tempati. Dari dulu A dan keluarganya cukup pendiam dan tidak pernah terlalu akrab untuk bergaul dengan tetangga-tetangganya.

Suatu saat, keluarga menghebohkan seisi komplek perumahan dengan karya yang mereka buat, yaitu lukisan kehidupan di kompleknya saat ini. Hal tersebut membuat para tetangganya penasaran dan datang untuk melihat. Tidak sedikit ternyata yang memberikan apresiasi atas hasil karya yang mereka buat. Namun, tidak sedikit pula yang berkata bahwa karya mereka terlalu frontal dan menusuk. Sampai akhirnya kabar ini terdengar oleh B, salah satu orang yang cukup dihormati di komplek perumahan itu. Ia dipercaya bisa memberikan panutan atau contoh yang baik bagi orang banyak dan yang terpenting, ia cukup dipandang dari segi kewibawaannya. B yang awalnya diam-diam saja dengan karya lukisan tersebut ternyata bersikap terlalu jauh dibandingkan dengan orang-orang yang mengkritik terlalu frontal tersebut. Ia menyelinap masuk kedalam rumah keluarga A dan mengambil lukisan tersebut dan mengirimnya ke suatu tempat yang tidak diketahui orang lain. Ada yang berpendapat bahwa B merasa lukisan tersebut terlalu terang-terangan. Keluarga A yang awalnya menaruh respect terhadap B menjadi sakit hati akan tindakan B yang tanpa seijin mereka mengambil hasil karya mereka. Bahkan lebih parahnya lagi, tidak ada satu kata minta maaf pun yang keluar dari mulut B atas tindakannya yang sudah memasuki halaman rumah orang lain tanpa ijin. Ya memang walaupun lukisan tersebut menuai kontroversi dan mungkin saja B takut bahwa kompleknya dibilang jelek oleh orang luar yang menurut kami sangat diperlukan juga untuk menjaga sebuah citra, namun alangkah baiknya ketika B meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Dari cerita diatas, keluarga A memang sudah tidak memerlukan permintaan maaf lagi karena mereka berpikir yang lalu biarlah berlalu dan yang terpenting, kejadian tersebut tidak membuat keluarga A putus semangat untuk terus berkarya.
Dari cerita kami diatas, yang ingin kami sampaikan adalah betapa pentingnya kita bercermin pada diri sendiri sebelum kita memberikan contoh kepada orang lain. Kita mengajarkan orang lain untuk ber-etika, namun kita sendiri masih lupa akan apa arti dari etika tersebut. Seperti lagu tersebut, itu bukanlah sebuah sindiran semata, itu sebuah tamparan untuk menyadarkan kita agar bercermin terlebih dahulu sebelum mengajarkan orang sesuatu.
Jadi, yuk kita sama-sama jaga attitude kita dengan baik agar bisa menjadi contoh untuk sesama. Bukankah kita menginginkan orang yang mejadikan kita panutan lebih baik dari kita? (dimensi)

Ngaca dulu deh...

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Jumat, 13 Desember 2013
With 0tanggapan
Tag :

GO FORWARD!!!!

| Jumat, 29 November 2013
Baca selengkapnya »
Mungkin kita pernah berpikir seperti "Kok gue nggak seperti si A yang pandai dalam mata kuliah ini yah" atau "Kok gue nggak jago organisasi seperti si B ya".

Kekurangan itu Timbul Jika Kita Membandingkan
"Bagaimana saya merasa bahwa saya sipit kalau saya tidak melihat teman saya yang matanya belo? Bagaimana saya merasa pendek kalau saya tidak melihat teman saya yang tinggi?"

Tanpa kita sadari. Kita seringkali membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita lupa bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk dan karakter yang berbeda untuk tujuan yang berbeda-beda pula.

Si A diciptakan Tuhan menjadi orang yang teliti dan pandai berhitung bisa jadi karena si A akan memiliki pekerjaan sebagai konsultan dan ahli keuangan yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Si B diciptakan Tuhan menjadi orang yang pandai menggambar bisa jadi karena gambar-gambar yang dibuat si B dapat menginspirasi orang banyak.

Jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan menganggap itu tidak adil, maka sesungguhnya kitalah yang belum mengerti dengan maksud apa Tuhan menciptakan kita.

Setiap Orang Pintar dalam Bidangnya Masing-masing

Pada kebanyakan organisasi dan perusahaan, ada orang yang kinerjanya kurang memuaskan. Salah satu penyebab dari kurangnya kinerja tersebut bisa jadi karena penempatan yang salah. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut bukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan potensinya. Walaupun orang tersebut bisa melakukannya, suatu saat akan muncul titik jenuh yang membuat kinerjanya menurun.

"Orang bodoh adalah orang yang TAHU, tapi TIDAK MAU berubah,".

Pertanyaannya, sudahkan kalian mengerti apa sesungguhnya passion dan potensi kalian? Jika belum, carilah terus dengan cara mengeksplor diri lebih banyak. Jika sudah tahu, pastikan kalian melangkahlah dengan benar. Berubahlah jika kalian tahu bahwa kalian ada di jalan atau penempatan yang salah.

Setiap orang itu spesial dan percayalah akan keunikan diri kita sendiri dan bersyukurlah akan hal itu. karena Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang mulia .BE BLESSED! (ybs)

(Dari beberapa sumber)

GO FORWARD!!!!

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Jumat, 29 November 2013
With 0tanggapan
Tag :

ECO CAMPUS BUKAN SEKEDAR AKSI “PENGHIJAUAN”

|
Baca selengkapnya »


Dampak pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi hal yang tak dapat dihindari lagi. Berbagai upaya dilakukan untuk melahirkan kesadaran agar ikut memerangi pemanasan global baik di lingkungan sekitar, kantor, sekolah dan lain sebagainya. Eco campus merupakan salah satu program terbesar yang dikampanyekan di lingkungan kamus

Berbagai program lingkungan ini tidak lain bersifat sukarela (volunteer), yaitu program yang dibentuk untuk menstimulus kesadaran dan kepedulian setiap warga kampus dalam melestarikan lingkungan. Kampus dan intitusi sejenisnya merupakan tempat berkumpulnya intelek muda yang diharapkan dapat menjadi pioner dalam menggalakan aksi melestarikan lingkunga. Satu tindakan kecil yang nyata dapat membawa pengaruh yang sangat berarti dalam keberlangsungan lingkungan.

Green Campus
Pengertian istilah Eco-Campus/ Green Campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan Pepohonan yang Hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh Cat Hijau, ataupun barangkali karena kebetulan Jaket Almamater kampus yang bersangkutan berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam eco-campus adalah sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien, misalnya dalam pemanfaatan Kertas, alat tulis menulis, penggunaan Listrik, Air, Lahan, Pengelolaan Sampah, dll. Dimana semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan dapat diukur secara Kuantitatif baik dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan.

Indikator Green Campus
Oleh sebab itu, dalam program eco-campus ada beberapa indikator ataupun parameter yang dapat dijadikan sebagai ukuran apakah kampus tersebut telah benar-benar telah mencapai sebutan eco-campus ataupun Green Campus. Adapun Ukuran keberhasilan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
• Efisiensi penggunaan kertas sebagai kebutuhan pokok pengajaran
• Efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
• Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan estetika (landscape)
• Efisiensi penggunaan listrik
• Efisiensi penggunaan Air
• Efisiensi pemakaian sumber daya alam
• Upaya kontribusi pengurangan pemanasan Global                                                        

            Berbagai program diterapkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber energi di kampus. Tidak mengherankan bahwa kampus merupakan lembaga/institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan penganjaran, tentu banyak menghabiskan lembaran kertas. Upaya dilakukan untuk menekan limbah yang dihasilkan dari penggunaan kertas tersebut. Kemudian juga dalam bidang pemanfaatan air, listrik, dan lahan di dalam kampus.
taman Teknik Mesin ITS

            Efisiensi pemanfaatan air adalah sangat penting dilakukan di lingkungan kampus. Penghematan air misalnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dengan menggunakan teknologi re-sirkulasi air seperti yang telah bayak digunakan oleh institusi lain. Sisa air yang telah digunakan seperti dari kamar mandi, dapur, dll. ditampung kembali dalam kolam penjernihan terpadu, yang kemudian dimanfaatkan kembali. Di samping itu, lahan yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan yang jatuh agar tidak sia-sia mengalir sebagai air permukaan dan terbuang ke laut. Air hujan selanjutnya dapat mengisi air tanah, kemudian tersimpan sebagai air persediaan pada saat musim kemarau tiba.
Efisiensi penggunaan lahan di lingkungan kampus juga perlu mendapat perhatian. Idealnya harus ada perimbangan antara luas bangunan dengan ruang terbuka hijau. Minimal 30% lahan kampus sebaiknya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Selama ini ada kecenderungan ditelantarkan atau dibiarkan sebagai lahan tidur (sleeping land) atau ruang hilang (lost space). Berbagai aksi penanaman pohon yang dilakukan beberapa lembaga di dalam kampus diakui sebagai gerakan yang sangat membanggakan. Namun hal yang tidak kalah pentinggnya adalah aksi pemeliharan tanaman tersebut. Program lanjutan ini seringkali dianggap sepele sehingga aksi penghijauan tersebut sesungguhnya tidak memberi hasil yang diinginkan.
Berbagai parameter/indikator sebagaimana diuraikan diatas pada dasarnya adalah disusun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah terutama dikaitkan dengan fenomena dan fakta yang terjadi. Sudah seyogyanya kita sebagai warga kampus yang hidup dalam lingkungan masyarakat ilmiah terdidik selalu tanggap dan bertanggungjawab dalam menyikapi berbagai masalah disekeliling kita dan menjadi contoh/model, tidak terkecuali masalah lingkungan seperti Pemanasan Global / Global Warming yang sedang menghantui kita yang dapat mengancam kelanjutan Bumi dan Kehidupan kita. Mengapa kita tidak Bertindak untuk memulainya?(ptc)

ECO CAMPUS BUKAN SEKEDAR AKSI “PENGHIJAUAN”

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :
With 3tanggapan
Tag :

“Wariskan Hutan Yang Lebih Baik Untuk Generasi Penerus Bangsa”

|
Baca selengkapnya »



Dimensi-Surabaya-. Dipenghujung tahun 2013, khususnya bulan November, tanah Indonesia mulai menata kehidupan baru bagi generasi penerusnya. Tepat hari Kamis, 28 November 2013 diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI dan Bulan Menanam Nasional (BMN) pada bulan Desember sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 24 tahun 2008. Sudah hampir empat tahun kegiatan menanam ini berlangsung. Tahun 2009 setidaknya 251,6 juta pohon, tahun 2010 1,3 Milyar pohon, tahun 2011 1,5 Milyar pohon dan tahun 2012 1,6 Milyar pohon telah ditanam di 33 provinsi di Indonesia. Pada setiap tahunnya jumlah pohon yang ditanam lebih banyak dari yang ditargetkan, begitu pula dengan tahun 2013. Harapan besar, dan animo yang tinggi dari masyarakat Indonesia diharapkan dapat mewujudkan warisan hutan yang lebih baik seperti tema yang diusung. Kegiatan ini ditargetkan selesai pada tanggal 31 Januari 2014. Kegiatan ini sudah dimulai dibeberapa daerah seperti di Bali dan Kulon Progo.


                Gerakan Indonesia Menanam, menjadi salah satu pendukung dalam realisasi kegiatan yang menjadi agenda rutin Menteri Kehutanan ini. Gerakan ini dibentuk oleh sejumlah anak muda yang memiliki pengaruh besar di ranah social media Indonesia seperti Zivanna Letisha, Raditya Dika, Jflow, Rahne Putri, Windy Ariestanty, Arief Muhammad, Bena Kribo dan Andi Bachtiar Yusuf merasa perlunya ada suatu gerakan sosial yang bisa mengatasi isu-isu lingkungan hidup tersebut. Publikasi lewat twitter @Indomenanam, fanpage Indomenanam, dan website www.indomenanam.com gencar dilakukan untuk mendukung program pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. (/tr)

“Wariskan Hutan Yang Lebih Baik Untuk Generasi Penerus Bangsa”

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :
With 0tanggapan
Tag :

[Resensi Buku] : SKRIPSHIT : Kisah Sesat Mahasiswa Abadi

| Minggu, 06 Oktober 2013
Baca selengkapnya »


Bertahan hidup sebagai mahasiswa abadi gak gampang, gue kudu pinter ngeles dari pertanyaan umum yang ditanyain orang-orang di sekitar gue.

"Lo kuliah kok gak lulus-lulus?Emang ngambil apa sih?"
Gue jawab,
"Ngambil hikmahnya..."

Atau kalau ada adek-adek MABA yang nanya,
"Kakak angkatan berapa?"
"Dua ribu tua..."

Tapi sebenarnya, tidak lulus dulu adalah pilihan gue. For your information, gue paling takut dapet gelar "Pengangguran".Di mata gue, sebutan "Mahasiswa" itu lebih enak didengar daripada "Sarjana Pengangguran". Ditambah lagi pepatah dari negeri seberang yang selalu terngiang di telinga:

"Wisuda adalah pengangguran yang tertunda."

Ini gue, sang Tuna-Wisuda, dan cerita gue tentang bertahan hidup di belantara kampus...
--------------
Cuplikan di atas menajdi bagian dari pendahuluan sekaligus sinopsis yang disuguhkan Penulis. Bagi kalian yang masih labil dan sering galau (baca: plin-plan menentukan sesuatu), Tolong banget jangan tersentuh oleh bujuk rayu bang Alitt yang minta ditemani menjadi seorang MA (baca: Mahasiswa Abadi)! -____-
Skripsi, benda keramat satu ini memang sudah banyak yang kenal, terutama buat kalian yang merasakan jadi mahasiswa bahkan hingga orang awan pun juga tahu. Cerita seputar skripsi ini dikemas olah Sang maestro penulis, bang Alit, dalam buku keduanya yang berjudul “SKRIPSHIT”. Bang alit atau nama lengkapnya Alit Susanto secara lantang menyuarakan keapesan dalam menjalani hidup serta teori absurd  yang bakal membuat kalian benar-benar sesat. Sebagai penulis yang masih terbilang baru, Alitt terbilang sangat piawai dalam bertutur. Seperti pada bab Life is a Journey, dengan piawai, Alit memainkan “reverse psyschology” dan menyulap novelnya menjadi sebuah “Komedi yang Punya Hati.” Penuh balutan makna dan pesan – pesan tersirat yang mengajak pembaca untuk terus berjuang dan lebih menghargai hidup itu sendiri.

Dengan sajian bahasa ala remaja , Skripshit nya Alitt akan menuntut para pembaca memasuki sebuah petualangan sesat di rimba kampus hingga akhirnya “memaksa” Alitt pun tersesat dan menjadi “Teen-Masterholic” alias “Kaum Semester Belasan.” Bahasan tentang dunia seputar kampus yang disajikan dengan lucu dan apa adanya,membuat pembaca akan semakin jauh “tersesat”. Pembaca akan dibuat penasaran untuk mengetahui akhir penderitaan mahasiswa abadi yang akhirnya berhadapan dengan sebentuk kegalauan akademis yaitu skripsi.

Skripsi itu perjuangan. Sebetulnya, perjuangan skripsi itu hanya sebagian kecil dari perjuangan kuliah. Tetapi karena kuliah lebih banyak diisi dengan suka-cita dan skripsi dengan duka-cita, maka kuliah tidak terasa berat dibandingkan skripsi. Akhirnya dengan berbagai alasan penulis sebagai tokoh utama dalam novel ini lebih memilih suka-cita dalam kuliah ketimbang menyelesaikan skripsinya yang selalu gagal.

"Hidup ini bagai skripsi..banyak bab dan revisi yang harus dilewati. 
Tapi akan selalu berakhir indah... bagi mereka yang pantang menyerah." pg.282

Efek sebuah skripsi sebagai barang yang sangat susah untuk diperjuangkaan akan langsung tersaji di sampul depan novel ini. Kesulitan demi kesulitan yang dihadapi Alitt sebagai tokoh utama menjadikan novel ini semakin “menyesatkan” yang akhirnya mengantarkan pembaca pada sebuah pemikiran bahwa hidup itu tidak terlalu kejam ”Reality bites so chew harder.”

Alitt seorang mahasiswa yang mengambil Jurusan pendidikan bahasa inggris di salah satu universitas swasta di Yogyakarta karena ia tidak berhasil jebol dalam UMPTN. Latar belakang pendidikan sebelumnya yaitu STM membuat Alitt sedikit kelabakan di semester pertama, berbekal bahasa inggris yang masih minim membuat dia bagaikan peserta pertukaran pelajar antar planet, sama sekali tidak mengerti apa yang di sampaikan dosen. Alhasil IP 1,9 menghiasi transkrip nilai semester satunya. 

Apalah artinya kita hidup di dunia, kalau kita selalu mengandalkan keajaiban ? Hidup bakal terasa hambar.Seakan-akan kita hidup di dunia ini cuma numpang lahir, boker dan mati. I think it's enough for miracles session. I'd find a way to create my own miracle. (page 259)

Lika-liku yang dialaminya selama masa perkulihan demi meraih mimpi dan cita-citanya memegang ijazah dan memakai toga, diceritakan secara humoris sehingga memancing tawa pembaca tapi juga dalam, dan inspiratif. 
Selain dari kisah hidupnya, Alitt juga menuliskan beberapa tips gokil diantaranya tip menjadi mahasiswa abadi, tip hemat ala anak kos, dan tip aneh lainnya yang akan membuat kita terpingkal-pingkal.

Hari-hari perkuliahan Alitt pun berlalu dengan kisah kisah unik. Sembari kuliah ia pun memutuskan mulai mencari pekerjaan sambilan untuk membayar uang kuliah dan memenuhi kebutuhan perutnya. Semua pekerjaan di lalapnya mulai dari joki sampai wartawan freelance.Sampai pada titik yang namanya skripsi, Alitt mengalami masalah besar yang merubah hidupnya.Skripsinyapun tertunda sampai semester belasan.
Sejak skripsinya tertunda Alitt sibuk melanjutkan pekerjaannya sebagai wartawan freelance. Tapi sampai detik ini dia belum berputus asa untuk merampungkan kuliahnya seperti janjinya pada sang ibu. Karena ia yakin hidup itu bagaikan skripsi banyak bab dan revisi yang harus dilalui, tapi akan selalu berakhir indah bagi mereka yang pantang menyerah. 

Last but not least, Tips dalam mengerjakan skripsi sebenarnya bukan pada isi dari skripsi tsb.Isinya tentu sangat penting.Kita tidak boleh menciplak, tidak boleh sembarangan mengambil sumber, dan harus berasal dari hasil olah pikiran kita sendiri.Yang terpenting adalah kita tidak pernah menyerah.Ketika disuruh revisi, jangan mengeluh.Tapi tetap semangat karena jika  doping menyuruh kita untuk revisi, berarti 1.Dia benar-benar memeriksa isi skripsi kita. 2.Dengan adanya banyak revisi, berarti semakin kecil pula kemungkinan skripsi kita akan direvisi di meja hijau oleh dosen penguji. Maka, disaat kita kecewa karena skripsi terus mengalami revisi, sesungguhnya Tuhan, lewat tangan doping sedang membantu meringankan beban kita. (nfn)

[Resensi Buku] : SKRIPSHIT : Kisah Sesat Mahasiswa Abadi

Posted by : Dimensi Mesin ITS
Date :Minggu, 06 Oktober 2013
With 0tanggapan
Tag :
Next Prev
▲Top▲